Ilmu pengetahuan yang dimilikinya kian memantapkan langkah dan upaya dalam mewujudkan fundamen pembangunan Kabupaten Tapanuli Utara yang berkelanjutan.
"Dalam hidup ini, kita harus melihat, membaca tanpa harus bertanya. Situasi dengan mimik, sorot mata, juga harus kita lihat. Segalanya harus diperhatikan sebagai acuan untuk menentukan sesuatu," terangnya.
Menurut Nikson, terwujudnya pembangunan Bandara Internasional Silangit menjadi satu di antara sekian banyak fondasi pembangunan yang progresnya cukup memberikan kesan mendalam.
"Sangat mengesankan, bagaimana perjuangan yang tidak mengenal lelah dalam mewujudkan Bandara Silangit yang sebelumnya hanya bandara perintis menjadi sebuah bandara internasional," sebut Nikson.
Dikatakan, hal tersebut awalnya hanya sebuah mimpi, namun kuasa dan berkat penyertaan Tuhan Yang Maha Pemurah, telah menjadikan terobosan itu nyata.
Nikson mengungkapkan, mimpi yang telah menjadi nyata akan melahirkan harapan-harapan baru yang berimbas pada peningkatan taraf kehidupan masyarakat di kawasan Danau Toba, khususnya masyarakat Tapanuli Utara yang akan mewujudkan terciptanya kemajuan, kemakmuran, dan kemandirian.
"Begitu banyak tantangan, mempersiapkan ketersediaan luasan areal, menjadikan segala sesuatunya layak, hingga harus menempuh sebuah keputusan mendesak dalam pemenuhan subsidi 40 persen seat pesawat Garuda, kala itu," terangnya.
Salah satu fondasi pembangunan tersebut lahir dari kreatifitas berpikir seorang Nikson Nababan yang memahami bahwa ketersediaan akses udara menjadi hal penting dalam membangun sebuah daerah.
Penerapan kreatifitas berpikir sebagai awal dari inspirasi pun telah melekat pada dirinya sejak periode pertama kepemimpinannya pada periode 2014-2019.
Dimana, Nikson Nababan dengan wakilnya Mauliate Simorangkir melalui jargon perubahan untuk Tapanuli Utara mengusung visi pembangunan dalam upaya mewujudkan daerahnya sebagai lumbung pangan dan lumbung sumber daya manusia yang berkualitas, serta daerah wisata dengan menerapkan delapan misi untuk mencapainya.