Deliserdang (ANTARA) - Bandar Udara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang "diteror bom", sedangkan seorang calon penumpang "disandera".
Aksi "teror" hingga "penyanderaan" itu dilakukan oleh empat orang "teroris".
Peristiwa itu terjadi dalam sebuah simulasi latihan darurat keamanan Airport Emergency dan Security Exercise Bandara Kualanamu tahun 2022, Kamis (8/12).
Director of Operations PT Angkasa Pura Aviasi Bandara Kualanamu Heriyanto Wibowo menyatakan, simulasi itu melibatkan TNI-Polri, Avsec, Basarnas dan lainnya yang merupakan bagian dari regulasi atau kewajiban PT Angkasa Pura II yang digelar setiap dua tahun sekali.
Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan komunikasi, peralatan dan personel ketika terdapat aksi teror.
"Melalui latihan bersama ini kita bisa mengevaluasi apa saja yang kurang dari standar operasional prosedur (SOP). Meskipun pengamanan dan kewaspadaan pasti dilakukan ada atau tidak adanya peristiwa teror, simulasi ini penting untuk mengukur kemampuan dari aspek komunikasi, peralatan dan personel bertugas di Bandara Kulanamu,'' ujarnya.
Pada simulasi tersebut, skenario dimulai saat empat pelaku "teror" yang merencanakan aksi meledakkan pesawat yang akan landing.
Aksi mereka diketahui seorang petugas cleaning service di area tersebut, yang kemudian melaporkannya kepada personel Avsec terdekat.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan dan didapati mereka membawa beberapa barang yang dicurigai sebagai bahan rakitan IEDS yang sudah siap untuk diledakkan.
Ketika ditangani, para pelaku melakukan perlawanan dengan "menyandera" sambil menodongkan senjata api laras panjang kepada seorang wanita yang tengah menggendong bayi. Perempuan tersebut adalah calon penumpang.
Jelas saja, suasana di Bandara Kualanamu yang sebelumnya tenang berubah menjadi mencekam. Begitupun, petugas gabungan berhasil menangani dan mengamankan tiga pelaku.
Sementara seorang pelaku berhasil kabur, lalu melakukan penembakan terhadap pesawat dan mengenai sisi bagian sayap yang menyebabkan pesawat itu harus mendarat darurat.
Dampak dari kecelakaan pesawat udara itu terjadi delay cukup lama akibat runway closed. Pun demikian, pelaku yang menembak pesawat dapat diamankan petugas gabungan.
"Simulasi ini untuk berjaga-jaga, bila ada teroris yang menyusup. Pada simulasi juga terdapat imbauan agar penumpang tidak panik," pungkasnya.