Madina (ANTARA) - Kondisi jalan berlumpur dan rusak parah saat ini masih menjadi kendala besar bagi warga Desa Banjar Lancat Kecamatan Panyabungan Timur Kabupaten Mandailing Natal.
Begitu juga dengan fasilitas jaringan listrik dan sarana telekomunikasi yang saat ini sebuah kebutuhan pokok yang sangat ditunggu-tunggu oleh warga yang ada di ujung Kecamatan Panyabungan Timur itu.
Terkait listrik, hingga saat ini para warga di desa itu masih menggunakan lampu teplok sebagai alat penerang di malam hari. Setiap malam, warga desa setempat merasakan kondisi gelap gulita tanpa ada penerangan dari PLN.
Baca juga: Pemprovsu diminta upayakan kembali pembangunan jalan trans Ulu Pungkut - Sumbar
Begitu juga dengan sarana telekomunikasi. Jaringan telepon seluler ini juga sangat diharapkan oleh warga yang ada di beberapa desa yang ada di Panyabungan Timur diantaranya adalah Desa Pardomuan, Huta Bangun, Sirangkap dan Desa Huta Tinggi.
Untuk mendapatkan jaringan ini para warga terpaksa harus mencari titik-titik tertentu, kadang harus menempuh waktu berjalan kaki mencapai satu jam.
Minimnya sejumlah fasilitas pendukung ini dibenarkan oleh Kepala Desa Banjar Lancat, Pahri.
Kepada ANTARA, Senin (2/8) Pahri mengaku, sejak desa tersebut berdiri hingga saat ini kondisi jalan menuju desa mereka masih tanah merah dan berlumpur.
Akibat tidak ada aspal jalan sepanjang 7 Kilometer (KM) dari Desa Huta Tinggi itu hanya bisa dilalui oleh kenderaan gardan doble.
Kondisi jalan rusak dan minimnya sejumlah fasilitas ini telah berlangsung lama bahkan, sejak Indonesia merdeka, 75 tahun silam.
Akibatnya, perekonomiam warga menjadi sulit berkembang karena susahnya mengangkut hasil perkebunan petani.
"Kalau hujan tidak bisa dilalui, kalau cuaca lagi normal hanya bisa dilalui kenderaan gardan dua," sebut Kades.
Kades menyampaikan, kondisi ini sudah sering diusulkan warga baik kepada Pemerintah Daerah (Pemda), DPRD maupun kepada PLN, namun hingga saat ini belum terealisasi.
Bahkan, Pahri mengakui, Desa Banjar Lancat yang terdiri dari 85 Kepala Keluarga (KK) itu sudah banyak yang mengeluhkan kondisi tersebut.
Untuk memudahkan warga melewati jalan itu, Pemerintah Desa setempat sebelumnya juga telah mengucurkan anggaran Dana Desa (DD) untuk pembuatan jalan rabat beton. Alhasil, 3 Kilometer (KM) saat ini sudah terbangun.
Selain itu, untuk membuka akses desa dari daerah tertinggal Pemda Madina pada tahun 2017 yang lalu juga telah melakukan pembukaan jalan sepanjang 8 KM dari Banjar Lancat menuju Desa Rao-rao Panjaringan Kecamatan Tambangan.
Namun kata Kades jalan tersebut sekarang tidak bisa dilewati warga karena sudah banyak yang tertutupi material longsor.
"Kita berharap di era baru kepemimpinan Sukhairi -Atika ini nantinya dapat memperhatikan sarana infrastruktur jalan di Banjar Lancat khususnya di Panyabungan Timur," harap Pahri.