Tapanuli Selatan (ANTARA) - Sedikitnya 1.660 unit rumah terdampak bencana banjir dan tanah longsor Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), dan menewaskan 85 orang.
Keadaan tersebut sesuai data rekapitulasi laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah itu per 5 Desember 2025 yang terima, Sabtu.
Tercatat korban yang belum ditemukan/hilang 31 orang, luka berat 30 orang, dan luka ringan 39 orang. Keluarga yang terdampak mencapai 2.800 kepala keluarga (KK) atau 17.062 jiwa.
Untuk warga yang mengungsi lebih kurang 93 KK atau 277 jiwa. Selain rumah tempat tinggal, kerusakan juga melanda 19 unit rumah ibadah, sekolah 23 unit.
Tambah infratruktur jalan baik ruas jalan nasional, provinsi, kabupaten, hingga desa/kelurahan sekita 89 titik, jembatan empat unit, dan kebun 27 hektare.
Untuk areal persawahan sementara mencapai ratusan hektare, pipanisasi/air bersih sembilan unit serta puluhan unit bangunan lainnya yang sebarannya di 13 kecamatan dari 15 kecamatan se-Tapsel.
Sebaran ke-13 Kecamatan yang terdampak itu yakni: Angkola Selatan, Angkola Barat, Angkola Sangkunur, Batang Toru, Sipirok, Marancar, Muara Batang Toru, Tano Tombangan Angkola, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Angkola Muaratais, Saipar Dolok Hole, dan Arse.
Bencana banjir dan tanah longsor ini terjadi pekan lalu. Saat itu sejumlah daerah aliran sungai (DAS) di wilayah itu meluap dipicu hujan yang beberapa hari tak henti-henti.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Tapsel Julkarnaen Siregar, mengatakan pihaknya terus bekerja keras melakukan pendataan menyeluruh untuk memastikan skala kerusakan.
"Tim gabungan dari BNPD, BPBD, TNI, Polri, Basarnas dan relawan dibantu masyarakat terus melakukan pencafian warga yang masih hilang. Penyaluran bantuan juga terus dilakukan," katanya.
Ia juga menyampaikan bahwasanya Pemkab Tapsel juga sudah memperpanjang masa tanggap darurat bencana mulai 8 - 21 Desember 2025, setelah tanggap darurat awal 24 November - 7 Desember berakhir.
