Medan (ANTARA) - Nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumatera Utara hingga Agustus 2020 turun 7,63 persen dibanding periode sama 2019 menjadi 676,852 juta dolar AS.
"Nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut pada Januari - Agustus 2019 sebesar 732,753 juta dolar AS dan di periode sama 2020 tercatat 676,852 juta dolar AS," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Senin (5/10).
Menurut dia, nilai ekspor karet tren menguat karena volume dan harga jual meningkat.
Baca juga: Gapkindo Sumut prediksi nilai ekspor karet meningkat
Syech menyebutkan, nilai ekspor karet dan barang dari karet masih tetap yang kedua terbesar memberikan kontribusi bagi devisa ekspor Sumut.
Kontribusi terbesar devisa Sumut berasal dari minyak nabati/hewan.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, permintaan dan harga karet memang tren naik.
Baca juga: Ekspor karet Sumut ke China terus meningkat
Permintaan dan harga ekspor karet diperkirakan terus menguat hingga akhir tahun 2020 didorong mulai beroperasi normalnya industri/pabrikan berbahan karet di sejumlah negara pembeli.
Edy mengakui, total ekspor karet Sumut Januari-Agustus 2020 masih lebih rendah dibandingkan periode sama 2019.
Pada periode 2020, ekspor karet Sumut masih 240.898 ton dari periode sama pada 2019 yang sudah sebanyak 274.703 ton.
Edy menyebutkan, setelah sejak Februari terjadi gangguan ekspor akibat pandemi COVID-19, baru mulai Juni 2020, permintaan karet meningkat khususnya dari Republik Rakyat Tiongkok.
Permintaan yang naik diprediksi berlangsung hingga akhir tahun untuk meningkatkan stok hingga awal 2021.
Menguatnya permintaan diprediksi akan mendorong kenaikan harga jual walau tidak secara signifikan.