Ketika hasil kerja kita ditolak atasan, pelajari kekurangannya. Manakala karya kita diabaikan teman, padahal dia memiliki tanggung jawab memproses lebih lanjut, tidak perlu membalas dengan perlakuan serupa. Karena pengabaian atas karya kita adalah ketidakmampuan dia untuk menyempurnakan, dan jika kita membalasnya maka kualitas kita sama saja dengan dia. Lain waktu, selamatkan karya atasan itu dengan polesan perbaikan yang lebih memuaskan. Itu cara berkelas dalam membalas.
Harga diri. Tidak perlu mencari muka, apalagi bermuka dua demi mencari perhatian pemimpin. Perhatian atasan bukan sesuatu yang perlu diperebutkan, hingga menurunkan harga diri. Cukup lakukan tugas sebaik mungkin, kerahkan kemampuan secara maksimal, berikan dedikasi dan loyalitas pada institusi, itu sikap yang dapat mengantar kita menjadi pribadi berharga diri.
Hal lain yang kerap meruntuhkan harga diri karyawan adalah kebiasaan meributkan urusan nominal gaji, insentif, bonus, dan sejenisnya tanpa terlebih dulu memantaskan diri untuk gaji yang tinggi. Pahamilah bahwa rezeki bersumber dari Tuhan, kantor tempat kita bekerja hanyalah salah satu kran penyalur rezeki. Selainnya, rezeki bisa datang dari mana saja, dari siapa saja, dan atas alasan apa saja. Jangan pernah berkecil hati meski gaji tidak tinggi.
SDM andalan
Bekerja dan berkarya adalah kebutuhan untuk tegaknya harga diri sebagai manusia berakal. Bayangkan, betapa nista manusia yang tidak melakukan apa-apa sehingga hidupnya tidak berguna.
Cinta adalah tentang memberi. Cinta kita terhadap bangsa dan negara, buktikan dengan memberi kontribusi, walau sekecil apapun. Berkarya secara produktif merupakan upaya kita untuk memperbanyak kontribusi itu. Daripada meminta, memberi akan lebih menimbulkan hati bahagia oleh karena rasa berguna dan berharga.
Bila kita bukan pada posisi yang mampu mengondisikan lingkungan kerja yang sehat, paling tidak tetaplah menjadi SDM andalan. SDM yang dengan kerelaan hati mengerahkan segenap upaya untuk mencapai target bersama, pribadi yang sibuk menggapai prestasi, terlepas ada atau tidaknya apresiasi.
Jika makin banyak keberadaan SDM andalan yang mampu menularkan etos kerja prima kepada sesama di lingkungan kerja, maka kinerja perusahaan menjadi sehat karenanya. Dan jika SDM andalan itu adalah para ASN, sudah barang tentu menaikkan performa kerja birokrasi pemerintah.
Bekerja, bukan terkait pertanyaan untuk memperoleh apa, melainkan dalam rangka membangun pribadi yang bernilai. Ketika pemerintah tengah berjibaku menyongsong momen Indonesia Emas dengan menyiapkan SDM unggul, jadilah kita sebagai salah satunya. Agar Ibu Pertiwi bangga dan bahagia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menjaga rasa bahagia di dunia kerja