Tapanuli Selatan (ANTARA) -
Lebih 300 jiwa penduduk mengungsi akibat banjir bandang melanda sejumlah desa di Kabupaten Tapanuli Selatan pada 18 Desember 2024 akibat hujan deras mengguyur wilayah itu, dan bencana alam itu juga merusak puluhan rumah penduduk di daerah setempat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat menyatakan dampak banjir bandang melanda Desa Kota Tua, Kecamatan Tano Tombangan Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), yang terjadi pada Rabu (18/12) sekitar pukul 16.00 WIB.
Plt.Kalaksa BPBD Tapsel, Puput Mashuri dalam keterangannya diterima, Kamis (19/12) menyatakan hujan deras yang mulai turun pukul 14.00 WIB menyebabkan Sungai Aek Mardua meluap, membawa material kayu dan lumpur yang menghantam permukiman warga.
Di katakan, Desa Kota Tua menjadi wilayah paling terdampak, disusul Desa Simaninggir. Banjir juga memengaruhi Desa Sisoma dan Desa Harean, meski kerusakan nya lebih ringan. Akibat kejadian ini, sekitar 300 warga Desa Kota Tua dan 50 warga Desa Simaninggir terpaksa mengungsi.
Data sementara mencatat 4 rumah hanyut, 20 rumah rusak berat, dan 57 rumah rusak ringan di Desa Kota Tua. Fasilitas umum, termasuk 2 masjid, 1 gereja, dan jalan desa, turut terdampak. Total, 200 unit rumah terkena dampak banjir ini.
Meski tidak ada korban jiwa, dua orang di Desa Kota Tua mengalami luka, masing-masing luka berat dan ringan. Kelompok rentan seperti bayi 24 jiwa, balita 94 jiwa, ibu hamil 24 jiwa, ibu menyusui 45 jiwa, dan lansia 65 jiwa di desa tersebut turut terdampak.
Selain permukiman, banjir merusak lahan pertanian seluas 15,5 hektare di Desa Kota Tua, dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Tanaman padi varietas Ciherang dan Mekongga berusia 25–95 hari terkena dampaknya.
BPBD Tapsel telah mengambil langkah cepat dengan mengevakuasi korban, mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, dan membersihkan material longsor. Distribusi logistik juga telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan, Puput Mashuri, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. "Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan dan pemulihan," ujarnya. Pendataan dampak dan kebutuhan warga masih berlangsung hingga saat ini.