Medan (ANTARA) - Guru Besar Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Syawal Gultom memotivasi lulusan perguruan tinggi itu untuk terus menjadi sosok pembelajar sepanjang hayat sehingga mampu beradaptasi di mana pun bekerja.
"Rahasia orang sukses itu resepnya hanya satu yakni dia pembelajar yang hebat dan dia pembaca yang hebat. Dengan demikian dia bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana dia berada termasuk di dunia kerja," katanya di Medan, Kamis.
Hal itu ia sampaikan terkait wisuda 937 orang lulusan Unimed yang digelar 21 hingga 22 Februari 2024 di Gedung Auditorium Unimed.
Ke-937 wisudawan tersebut masing-masing 74 lulusan Program Pascasarjana, 124 lulusan Fakultas Ilmu Pendidikan, 133 lulusan Fakultas Bahasa dan Seni, 67 lulusan Fakultas Ilmu Sosial, 241 lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 121 lulusan Fakultas Teknik, 80 lulusan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan 97 lulusan Fakultas Ekonomi.
Lebih lanjut Prof Syawal Gultom mengatakan yang tidak kalah penting agar para lulusan Unimed berhasil nantinya dalam menguasai bahasa Inggris, mengingat selain sudah menjadi bahasa internasional, bahasa Inggris disebut juga sebagai bahasa pengantar ilmu.
Hal ini, mengingat berbagai buku yang menjadi buku rujukan terkait perkembangan ilmu pengetahuan banyak yang menggunakan bahasa Inggris, demikian juga dengan jurnal-jurnal terakreditasi secara internasional juga banyak menggunakan bahasa Inggris.
"WA, face book, twitter dan lainnya itu juga dirancang pakai bahasa Inggris. Jurnal-jurnal terkareditasi juga dalam bahasa Inggris.Jadi sudah bisa dipastikan ilmu yang didapat akan terbatas kalau tak menguasai bahasa Inggris," katanya.
"Oleh karena itu sekarang belum terlambat kalau mau belajar bahasa Inggris. Minimal kuasai bahasa asing di bidang masing masing, karena itu adalah modal untuk menjadi pembelajar yang sukses," katanya.
Sebelumnya Rektor Unimed Prof Dr Baharuddin menyebutkan di era kemajuan teknologi yang semakin pesat, dimana teknologi informasi dan IT telah menjadi basis dalam kehidupan manusia, lulusan perguruan tinggi dituntut untuk lebih memiliki rasa empati.
Juga memiliki rasa kepedulian, sense of belonging, kemahiran atau kemampuan di bidang IT dan literasi bahasa, literasi data, literasi Teknologi, dan literasi manusia yang dibutuhkan dunia kerja.
"Saat ini bukan lagi era kompetisi, melainkan dunia kerja membutuhkan kemampuan dan kolaborasi dalam berbagai bidang," katanya.
Dalam melangkah ke jenjang karir, dan dunia kerja, lanjut dia, setidaknya dibutuhkan ilmuwan yang kreatif, memiliki kemampuan menyelesaikan masalah, mampu bekerja sama tim atau kolaborasi, memiliki kemampuan bernegosiasi, manajemen waktu, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan mengendalikan emosi, berpikir kritis, dan networking.
"Masyarakat menaruh harapan besar kepada Universitas Negeri Medan untuk mendidik dan menghasilkan guru, konselor, pamong belajar, dan tenaga kerja yang bermutu dan berkarakter mulia yang memiliki kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, dan kinestetik yang membentuk sikap dan mentalitas para wisudawan," katanya.