Jakarta (ANTARA) - Berbeda dari musim ini, semusim lalu tak terjadi persaingan sengit antara Manchester City dan Liverpool, saat itu Manchester City melenggang mulus menjuarai liga dengan menjadi pihak yang lebih perkasa dari Liverpool.
Musim lalu itu juga Manchester City menjuarai Piala Liga. Tetapi mereka gagal dalam kompetisi paling bergengsi di Eropa, Liga Champions, setelah kalah 0-1 dari Chelsea dalam partai final. Sedangkan Piala FA disambar oleh Leicester City setelah menaklukkan Chelsea 1-0 dalam final.
Baca juga: Liga Inggris- Kian tempel Man City, Liverpool hantam Leeds 6-0
Baca juga: Liga Inggris- Foden bawa City menang tipis atas Everton
Meski juara liga, dalam urusan jumlah trofi yang direbut, Man City ternyata kalah dari Chelsea.
Ini karena The Blues juga menjuarai Piala Super Eropa setelah mengalahkan juara Liga Europa Villarreal dengan adu penalti 6-5 menyusul seri 1-1 selama 120 menit dalam final.
Beberapa hari lalu, koleksi trofi Chelsea bertambah setelah menjuarai Piala Dunia Klub usai memenangi final melawan Palmeiras dengan 2-1.
Kini konstelasi kekuatan liga kembali berubah. Man City memang masih tetap di puncak klasemen, tetapi perlahan mereka kembali diteror Liverpool.
Dan seperti tiga musim lalu ketika kedua tim hanya berselisih satu poin saat musim 2018-2019 dijuarai Manchester City, kedua tim terlihat kembali sengit bersaing.
Memang belum pasti kesengitan itu akan hanya melibatkan kedua tim karena Chelsea masih memiliki kekuatan yang menyeruak di atas mereka, mengingat masih ada sekitar 12 pertandingan lagi untuk masing-masing klub yang bisa menentukan siapa yang akhirnya menjadi kampiun Liga Inggris.
Arsenal, Tottenham dan Manchester United juga masih berpeluang mengganggu mereka, walaupun hampir mustahil terjadi karena di samping sulit sekali mengharapkan City dan Liverpool tergelincir lebih dari satu kali, juga karena tingkat konsistensi ketiga tim itu masih jauh di bawah Man City dan The Reds.
Namun untuk sementara, musim ini Liverpool telah mengungguli Manchester City setelah menang adu penalti dalam final Piala Liga melawan Chelsea.
Itu adalah trofi pertama musim ini yang bisa dibilang menjadi penunjuk The Reds mengungguli Man City. Maka, untuk sementara kedudukan dalam pertarungan merebut trofi lebih banyak di antara dua raksasa Liga Inggris itu adalah 1-0 untuk Liverpool.
Masih terlalu terjal
Man City masih berpeluang mengulangi prestasi dua gelar seperti dicapai musim lalu, bahkan bisa saja mewujudkan impian selama ini menciptakan trebel, seandainya mereka berhasil dalam ajang liga, Piala FA dan Liga Champions.
Namun setelah tampil begitu perkasa dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions musim ini dengan mengalahkan Sporting 5-0, penampilan City agak mengkhawatirkan sekalipun mereka tetap tak tertandingi dalam hal mendikte lapangan dan menguasai bola.
Empat hari setelah mencukur Sporting, City tumbang 2-3 di kandang sendiri dari Tottenham. Sepekan kemudian mereka nyaris diimbangi tuan rumah Everton setelah baru pada menit ke-82 menjebol gawang Everton dari gol yang dibuat Phil Foden.
Pada 6 Maret mendatang atau empat hari setelah dijajal klub Liga Championship Peterborough United dalam babak kelima Piala FA, City menjamu tim sekota Man United yang bisa mengejutkan seperti Spurs tempo hari. Jika ini terjadi, maka The Reds bakal semakin meneror mereka.
Setelah menghadapi Man United, dalam pertandingan liga berikutnya pada 15 Maret, City dijamu oleh Crystal Palace.
Palace adalah satu dari dua tim yang sejauh musim ini bisa mengalahkan City dalam pertandingan liga. Tim lainnya adalah Spurs yang sudah dua kali mengalahkan City. Palace menumbangkan Manchester Biru dengan 2-0 pada 30 Oktober tahun lalu di Stadion Etihad.
Setelah itu mungkin hanya Liverpool yang menjadi batu sandungan terbesar. The Reds adalah satu dari dua tim selain Southampton yang bisa menahan seri City dalam liga musim ini.
Sekalipun demikian, City bisa dipaksa mengerahkan energi sangat besar ketika menghadapi West Ham United atau Wolverhampton Wanderers walaupun kedua tim pernah mereka kalahkan dalam pertandingan liga sebelumnya.
Jangan lupakan pula Burnley dan Newcastle yang juga masuk daftar calon lawan City berikutnya. Meskipun di papan bawah, kedua tim belakangan menanjak grafiknya.
Sementara itu dalam ajang Piala FA, kecuali Peterborough United, Man City bisa tersandung oleh sejumlah tim besar. Liverpool, Chelsea, dan Spurs adalah tiga tim yang paling mungkin menjegal mereka.
Sementara dalam Liga Champions, sekalipun masih terlalu perkasa untuk Sporting, perjalanan City masih terlalu terjal untuk mencapai sukses tertinggi.
Bayern Muenchen dan Real Madrid, ditambah Juventus, Ajax Amsterdam, Paris Sain Germain, Atletico Madrid, atau bahkan tiga klub Liga Inggris terutama Chelsea dan Liverpool, adalah tim-tim yang bisa mengubur impian Pep Guardiola mempersembahkan trofi Liga Champions pertama kepada The Citizens.
Sampai laga terakhir
Situasi pelik dalam Piala FA dan Liga Champions yang dihadapi Man City itu kemungkinan bakal dihadapi pula oleh Liverpool dalam dua kompetisi tersebut.
Dalam kompetisi liga pun demikian. Mungkin Arsenal, Man City, dan West Ham yang paling bisa menyulitkan Liverpool dalam 12 pertandingan liga terakhirnya.
West Ham adalah salah satu tim yang membuat Liverpool menelan dua kekalahan dalam kompetisi liga musim ini, selain Leicester City. Tapi tidak sebagaimana Arsenal dan Man City, West Ham kali ini harus tampil di kandang lawan di Anfield pada 6 Maret.
Namun bukan berarti The Reds bakal mengabaikan sembilan tim lain yang harus mereka hadapi dalam fase terakhir musim ini. Brighton dan Tottenham yang pernah menahan seri mereka dan kerap menyulitkan tim-tim raksasa, bisa pula menyulitkan langkah Liverpool.
Man United yang juga masuk daftar lawan The Reds berikutnya juga bisa membuat mereka tergelincir meskipun dalam pertemuan pertamanya musim ini dalam kompetisi liga, Setan Merah dibantai 0-5.
Masih ada Aston Villa dan Southampton yang juga bukan tim yang mudah untuk ditaklukkan. Bahkan Newcastle yang juga masuk daftar lawan Liverpool berikutnya telah berubah menjadi tim yang sulit dibuat bertekuk lutut, apalagi mereka tak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir yang empat di antaranya mereka menangkan.
Oleh sebab itu, sama dengan tiga musim lalu, musim ini agak lebih sulit menentukan arah kompetisi. Mungkin pula akan sulit bagi tim-tim merebut lebih dari satu trofi.
Kendati Juergen Klopp dan Pep Guardiola enggan mengakui ada persaingan dalam memuncaki klasemen, tim mereka jelas memburu posisi puncak dan trofi lebih dari satu. Dan peluang mereka untuk mewujudkannya, masih besar.
Masalahnya, tantangannya pun besar. Menariknya, ini pula yang membuat persaingan dalam Liga Inggris, khususnya rivalitas antara Man City dan Liverpool, menjadi amat mengasyikkan untuk diikuti.
Siapa yang lebih sering tergelincir bakal menentukan siapa yang menjadi kampiun liga. Tapi kalaupun tergelincir, mereka tak akan melakukannya dengan meninggalkan permainan menyerang yang enak untuk ditonton. Sebaliknya, mungkin mereka tergelincir akibat Dewi Fortuna tak berpihak kepada mereka.
Dan kedudukan 1-0 untuk Liverpool dalam koleksi trofi akan membuat persaingan antara The Citizens dan The Reds kian sengit, mungkin sampai laga terakhir.