Medan (ANTARA) - Nilai ekspor Sumatera Utara hingga triwulan III 2019 turun 12,06 persen dibandingkan periode sama 2018 atau mencapai 5,801 miliar dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Sabtu, mengatakan, pada triwulan III 2018, nilai ekspor Sumut sudah mencapai 6,597 miliar dolar AS.
"Ada penurunan nilai ekspor sebesar 12,06 persen hingga triwulan III 2019. Penurunan ini dampak melemahnya harga jual barang ekspor," katanya.
I
Penurunan harga jual membuat nilai ekspor melemah, meski secara volume, ekspor justru meningkat.
Posisi triwulan III 2019, volume barang ekspor Sumut mencapai 7.242.300 ton dari posisi sama di 2018 yang masih sebanyak 6.988.521.
Data, katanya, menunjukkan, nilai ekspor yang melemah antara lain pada golongan barang lemak, minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada crude palm oil (CPO) serta karet dan barang dari karet.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, krisis global yang masih berlanjut memang dipastikan berdampak pada terganggunya ekonomi.
Nilai ekspor misalnya akan terganggu karena harga jual dan bahkan permintaan menurun.
"Penurunan nilai ekspor memang tidak terelakkan," katanya.
Oleh karena itu, ujar Wahyu yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) , saatnya pemerintah membantu pengusaha dengan mengeluarkan deregulasi yang mendukung pengusaha.
Misalnya, ujar Wahyu, ada dorongan peningkatan penjualan di dalam negeri atau membantu pengembangan pasar ekspor.