Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melaporkan nilai ekspor Provinsi Sumut mengalami penurunan 1,20 persen pada Maret 2025 bila dibandingkan bulan sebelumnya.
"Nilai ekspor pada Maret mencapai 990,46 juta dolar Amerika Serikat mengalami penurunan 1,20 persen dibandingkan dengan Februari yang mencapai 1.002,49 juta (satu miliar) dolar Amerika Serikat," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumut Asim Saputra di Medan, Sabtu.
Asim melanjutkan secara year on year (yoy) bila dibandingkan dengan Maret 2024 jumlah ekspor Sumut mengalami peningkatan sebesar 15,20 persen.
Ia mengatakan pengiriman komoditas ekspor terbesar Maret 2025 yakni lemak, minyak hewan atau nabati 41,02 persen atau dengan total sebesar 406,30 juta dolar AS.
Kemudian komoditas berikutnya produk berbagai kimia dengan total ekspor 141,48 juta dolar AS (17,56 persen).
Lebih lanjut, perkembangan menurut sub sektor ekspor, Asim mengatakan sektor pertanian mengalami peningkatan pada Maret 2025.
"Pada bulan ini mengalami peningkatan kinerja ekspor sebesar 11,90 juta dolar AS atau 17,16 persen dibandingkan dengan Februari 2025," kata dia.
Hanya saja, sektor industri mengalami penurunan 23,91 juta dolar AS (2,56 persen). Kontribusi nilai ekspor sektor industri pada Maret tercatat sebesar 91,79 juta dolar AS dan sektor pertanian memberikan pangsa ekspor 8,20 persen.
Negara tujuan ekspor yaitu Tiongkok mendominasi sebesar 165,59 juta dolar AS
(16,72 persen), Amerika Serikat 121,52 juta dolar AS, India 54,12 juta dolar AS (5,46 persen).
"Total ketiga negara tujuan ekspor Sumut berkontribusi sebesar 34,45 persen pada Maret 2025," kata dia.
Untuk nilai impor sebesar 444,80 juta dolar AS atau naik 22,75 dibandingkan Februari 2025. Komoditas impor terbesar bahan bakar mineral 68,76 juta dolar AS (15,46 persen), mesin-mesin atau pesawat mekanik 44,73 juta dolar AS (10,06 persen).
"Secara bulan ke bulan impor naik 22,75 persen, tapi secara tahun ke tahun mengalami penurunan 2,43 persen dibandingkan Maret 2024 atau 445,86 juta dolar AS," kata Asim.