Medan (Antaranews Sumut) - Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara posisi Maret tahun 2018 hanya turun 1.590 orang atau menjadi 1.324.980 jiwa dari angka di September 2017 yang sebanyak 1.326.570 jiwa.
"Dengan menurunnya jumlah penduduk miskin, maka persentase angka kemiskinan Sumut menjadi 9,22 persen dari 9,28 persen sebelumnya,"ujar Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Mukhamad Mukhanif di Medan, Rabu.
Menurut dia, meski menurun, Indeks Kedalaman Kemiskinan atau P1 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Sumut meningkat.
P1 misalnya naik dari 1.499 pada September 2017 menjadi 1.562 di Maret 2018.
Sementara P2 naik dari 0.366 di September 2017 menjadi 0.407 pada Maret 2018.
"Angka P1 dan P2 mengindikasikan bahwa rata - rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk semakin meningkat,"ujarnya.
Pada Maret 2018 garis kemiskinan Sumut secara total sebesar Rp435.970 per kapita per bulan dengan di perkotaan Rp448.363 dan pedesaan Rp421.586.
"Berdasarkan data, pada Maret 2018, terjadi peningkatan angka kemiskinan di perkotaan menjadi 9,15 persen dari September 2017 8,96 persen,"katanya.
Sementara penduduk di pedesaan turun dari 9,62 persen menjadi 9,3 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan , perekonomian Sumut sangat tergantung dengan harga komoditas khususnya sawit dan karet yang masih mendominasi tanaman rakyat di daerah itu.
Saat ini, kata dia, harga sawit dan karet tren masih melemah dan di satu sisi usaha industri juga belum berjalan normal.
"Makanya walau turun, penurunan angka kemiskinan di Sumut hanya kecil,"kata Wahyu yang Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atau USU itu.***4***