Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan, jumlah penduduk miskin dan rasio gini Sumut turun pada Maret 2024 dibandingkan Maret 2023.
"Jumlah penduduk miskin Sumut pada Maret 2024 sebanyak 1,228 juta orang atau turun 11,7 ribu orang terhadap Maret 2023," ujar Statistisi Ahli Utama BPS Sumut Misfaruddin di Medan, Rabu.
Misfaruddin melanjutkan, dalam persentase, jumlah penduduk miskin Sumut pada Maret 2024 adalah 7,99 persen atau turun 0,16 persen dibandingkan Maret 2023.
Dia memaparkan, pada Maret 2024, tingkat kemiskinan di perkotaan Sumut yakni 7,93 persen lebih rendah daripada di perdesaan yaitu 8,08 persen.
"Pola ini kembali seperti sebelum pandemi COVID-19," kata Misfaruddin.
Kemudian, dia menambahkan, garis kemiskinan Sumut pada Maret 2024 naik 6,54 persen menjadi Rp642.423 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
BPS Sumut menyatakan, distribusi garis kemiskinan Sumut itu paling besar dipengaruhi makan yaitu 76,36 persen, sementara non-makanan 23,64 persen baik itu di perdesaan maupun perkotaan.
Secara rinci, komoditas pangan yang dominan berdampak pada garis kemiskinan Sumut Maret 2024 adalah beras dengan persentase pengaruh 22,54 persen di perkotaan dan 30,41 persen di perdesaan.
Untuk non-makanan, perumahan menjadi faktor utama penentu garus kemiskinan pada Maret 2024 dengan pengaruh 6,13 persen di perkotaan dan 5,70 persen di perdesaan.
Sementara untuk rasio gini atau ketimpangan pengeluaran penduduk, angkanya 0,297 pada Maret 2024 atau turun 0,012 poin dibandingkan Maret 2023.
Rasio itu lebih baik dibandingkan rasio gini nasional pada periode yang sama yaitu 0,379 poin.
Provinsi Sumatra Utara memiliki rasio gini terbaik keenam di Indonesia setelah Kepulauan Bangka Belitung (rasio gini 0,244), Kalimantan Utara (0,264), Maluku (0,282), Sumatra Barat (0,283) dan Aceh (0,294).