Langkat, Sumut, 23/8 (Antara) - Lahan pertanian di Kecamatan Sirapit, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara masih minim saluran irigasi teknis atau belum sebanding dengan luas lahan produksi padi di wilayah itu.
"Dari 40.346 hektare lahan sawah di Sirapit, saat ini baru sekitar 8.300 hektare yang bisa dijangkau jaringan irigasi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, Basrah Daulay di Stabat, Jumat.
Diakuinya, luas lahan pertanian beririgasi di kecamatan itu masih tergolong relatif sedikit jika dibandingkan dengan luas lahan pertanian yang ada.
Untuk meminimalisir kendala petani terhadap pasokan air, pihaknya memberikan berbagai paket bantuan guna mendukung peningkatan lahan maupun juga produksi.
Alat mesin pertanian yang diberikan itu berupa traktor tangan, kegiatan agromarin, bantuan sosial kawasan rumah pangan lestari, benih padi serta dana tabungan buat kelompok petani melalui Sekolah Lapangan Terpadu.
Paket bantuan itu diberikan kepada Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) "Mawar" Desa Aman Damai kecamatan Sirapit.
P3A Mawar Kecamatan Sirapit terpilih sebagai salah satu kelompok nominasi nasional yang dinilai oleh tim dari oleh Kementerian Pertanian.
Namun demikian, lanjutnya, Pemkab Langkat melalui instansi terkait akan terus berupaya mendorong kinerja usaha tani di kecamatan tersebut, di antaranya melalui pembenahan sarana infrastsruktur pertanian, penerapan teknologi usaha tani, pengembangan usaha agrobisnis dan pembinaan SDM.
Dikatakan Basrah, Langkat secara keseluruhan berhasil mempertahankan swasembada beras dan menjadi pemasok beras di Sumut.
Berdasarkan data statistik pertanian, Langkat tahun 2012 memproduksi beras sebanyak 125.826 ton, atau surplus 100.425 ton.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara (Sumut), M Roem membenarkan bahwa Langkat memang menjadi salah satu sentra produksi beras di Sumut.
"Tidak salah pilih, Langkat jadi calon juara, karena sebelumnya juga pernah meraih juara P3A tingkat nasional," katanya.
Selain beras, menurut Roem, Langkat juga banyak mengalami kemajuan di bidang pengembangan tanaman kedelai.
Volume produksi kedelai Langkat mencapai rata-rata 2,5 ton per hektare dan sebagian besar hasilnya dipasok ke berbagai kabupaten/kota di umut dan Provinsi Aceh. (KR-IFZ)
