Medan (ANTARA) - Langkah Pertamina yang memilih merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 dengan fokus tangani bencana menuai apresiasi. Pengamat dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Fajar Junaedi menilai keputusan tersebut sebagai bentuk kepekaan perusahaan terhadap situasi darurat yang tengah terjadi.
“Keputusan Pertamina ini menunjukkan adanya sense of crisis terhadap perkembangan terkini. Alih-alih merayakan ulang tahun dengan seremoni yang meriah, Pertamina justru memilih mengalihkan perhatian pada memberi bantuan kepada korban bencana,” ujar Fajar dalam keterangan yang diterima, Jumat.
“Ini langkah yang perlu diapresiasi, karena Pertamina memilih untuk membatalkan seremoni meriah yang tentu telah dipersiapkan menuju hari H seremoni,” lanjutnya.
Fajar mengatakan pengorbanan tersebut mencerminkan komitmen moral Pertamina sebagai korporasi besar yang tak hanya memikirkan citra, tetapi juga kemanusiaan.
Menurutnya, kehadiran langsung Direktur Utama dalam distribusi elpiji menunjukkan keseriusan Pertamina dalam memastikan pasokan energi menjangkau wilayah terdampak bencana.
“Kehadiran direktur utama Pertamina dalam mengawal distribusi elpiji semakin menunjukkan keseriusan dalam kontribusi di tengah bencana. Apa yang dilakukan Pertamina akan menjadi modal sosial Pertamina dalam membangun reputasi,” kata Fajar yang juga merupakan dosen Ilmu Komunikasi.
Ia menambahkan bahwa tindakan ini tidak sekadar bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), tapi merupakan tindakan moral yang seharusnya dipilih oleh perusahaan sebesar Pertamina, terlebih dalam situasi penyelamatan dan pemulihan masyarakat terdampak.
Fajar juga menilai bahwa momentum “ulang tahun tanpa perayaan” ini memiliki pesan simbolik yang kuat. Pertamina, menunjukkan prioritas yang jelas: membantu masyarakat yang sedang berada dalam masa sulit.
Aksi tersebut dianggap relevan untuk memperkuat citra Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selalu hadir di tengah masyarakat.
“Pertamina bukan hanya BUMN, tapi korporasi tingkat global yang menjadi identitas bangsa. Peran positif di lokasi bencana akan memperkuat reputasi global Pertamina, dengan tentu saja misi utama adalah membantu sesama,” tegas Fajar.
Di tengah berbagai tantangan energi nasional, langkah humanis Pertamina ini dipandang dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri beserta tim relawan Pertamina Peduli, turun langsung mengawal pengiriman bantuan berupa 144 tabung LPG Bright Gas 12 kilogram ke Kabupaten Bener Meriah, salah satu wilayah terdampak bencana yang masih terisolasi di Aceh Timur. Pengiriman ini bersamaan dengan HUT ke-68 PT Pertamina (Persero), Rabu 10 Desember 2025.
