Madina (ANTARA) - Ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terdampak banjir yang melanda sejumlah kecamatan pada akhir November 2025. Berdasarkan data Dinas Pertanian Madina, total areal yang rusak mencapai 3.245,11 hektare.
Kerusakan mencakup tanaman pangan seperti padi dan jagung, serta berbagai komoditas hortikultura, antara lain cabai, tomat, terong, ketimun, pare, labu, hingga jeruk manis. Tanaman padi menjadi komoditas terdampak terbesar, yakni 2.830,11 hektare yang tersebar di lebih dari 15 kecamatan. Kecamatan Siabu tercatat mengalami kerusakan terluas dengan 2.053,4 hektare, disusul Panyabungan Utara 381,6 hektare.
Komoditas jagung juga mengalami kerusakan seluas 373 hektare. Adapun komoditas hortikultura terdampak seluas 42 hektare, meliputi terong hijau 14,5 hektare, cabai 4,92 hektare, tomat 1,78 hektare, ketimun 0,05 hektare, pare 1 hektare, labu 1 hektare, dan jeruk manis 5 hektare. Kecamatan Siabu kembali menjadi wilayah dengan dampak hortikultura terbesar.
Sebanyak 15 kecamatan ikut terdampak banjir terhadap lahan pertanian yakni Hutabargot, Tambangan, Siabu, Puncak Sorik Marapi, Panyabungan Barat, Panyabungan Selatan, Naga Juang, Panyabungan Utara, Ulu Pungkut, Bukit Malintang, Batang Natal, Kotanopan, Muara Batang Gadis, Panyabungan, dan Ranto Baek.
Plt Kepala Dinas Pertanian Madina, Taufik Zulhandra Ritonga, SP, MM, Sabtu (211) mengatakan verifikasi lapangan telah dilakukan bersama Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) untuk memastikan akurasi data kerusakan.
Ia menyebutkan, hasil pendataan tersebut menjadi dasar penyusunan langkah penanganan, termasuk usulan bantuan benih, pemulihan lahan, dan dukungan bagi petani yang terdampak.
