Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menyatakan, bahwa masih perlu kerja keras dalam menaikkan level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah Sumut.
"Saat ini terlalu kecil angka UMKM memanfaatkan fasilitas maupun teknologi yang ada," ucap Bobby usai membuka Karya Kreatif Sumatera Utara 2025 digelar oleh Bank Indonesia (BI) di Medan, Jumat (18/7).
Gubernur mengungkapkan, berdasarkan data terkini UMKM di wilayah Sumut hanya sekitar 7,7 persen mengakses pembiayaan, dan sekitar 19 persen memanfaatkan teknologi.
Kemudian, sekitar tiga persen UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital, dan sekitar 0,08 persen anak muda yang berwirausaha di wilayah Sumut.
Portal Satu Data BAPPENAS pada 2021 menyebut, jumlah UMKM di wilayah Sumatera Utara tercatat 1.712.091 unit terdiri atas sekitar 68 persen usaha mikro, 18 persen kecil dan 13 persen menengah.
"Ini masalah di beberapa daerah Indonesia, dan perlu kolaborasi mengangkat level UMKM. Kita semua sepakat UMKM merupakan motor penggerak ekonomi Indonesia," kata Bobby.
Gubernur juga bersyukur di Indonesia UMKM dianggap sangat penting sebagai instrumen ekonomi dan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB).
Namun terpenting saat ini, menurutnya, bagaimana mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pertumbuhan UMKM di wilayah Sumut.
"Kita di sini sama-sama sepakat, UMKM penting motor penggerak ekonomi. Ada negara tidak terlalu mengurusi UMKM, dan dibiarkan berjalan otomatis. Hanya saja yang kita perlu tinggal implementasinya," papar Bobby.
Deputi Gubernur BI Destry Damayanti mengatakan, meningkatkan level UMKM bukan hanya tanggung jawab pemerintah, Bank Indonesia atau instansi lain, tetapi kolaborasi bersama.
Menaikkan level UMKM, lanjut dia, bukan pekerjaan mudah dan cepat, seperti mengakses keuangan UMKM harus mempelajari pembukuan, dan membuat neraca perdagangan.
"Itu yang perlu kita bina, dan itu bukan hanya tugas pemerintah. Tetapi seluruh pihak yang terlibat, kita perlu keroyokan mengerjakan ini," kata Destry.
Kepala BI Perwakilan Sumut Rudi Brando Hutabarat memandang UMKM di wilayah Sumatera Utara terus berkembang hingga kini.
Tahun ini, ungkap dia, hingga Juni nilai ekspor UMKM Sumut mencapai Rp49,6 miliar lebih, dan keterlibatan pihak lain dalam pembinaan meningkat serta lebih sadar menjaga lingkungan.
"Ini yang mendorong UMKM kita berdaya saing tinggi dan perlu terus ditingkatkan. Potensinya luar biasa, bahkan waktu dekat kita akan mengekspor produk UMKM sekitar Rp10 miliar," jelas Rudi.
