Tapanuli Selatan (ANTARA) - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025. Proyek strategis nasional senilai Rp21 triliun ini akan menjadi sumber energi hijau baru yang menyuplai listrik ke jaringan interkoneksi Sumatera milik PLN.
PLTA yang dikelola oleh PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) ini memiliki kapasitas terpasang total 510 MegaWatt (MW), dengan pengoperasian tahap awal mencakup satu unit turbin berkapasitas 127,5 MW. Tiga unit turbin lainnya akan menyusul beroperasi secara bertahap.
“Pekerjaan konstruksi sudah mencapai 96%. Untuk unit pertama, kami targetkan mulai uji coba pada bulan Juli dan resmi beroperasi di akhir tahun ini,” kata Ir. Hadi Susilo, MM, selaku Expert Sipil Bangunan Air dari NSHE, saat kunjungan lapangan di Sipirok, Kamis (24/4).
Dibangun di atas lahan genangan seluas hanya 101 hektar, PLTA Batang Toru diklaim sebagai salah satu PLTA paling efisien dalam pemanfaatan ruang di Indonesia. Dengan efisiensi penggunaan lahan yang tinggi, proyek ini disebut mampu menghasilkan dampak lingkungan yang minimal dibandingkan proyek sejenis.
Proyek ini juga dinilai layak secara ekonomi. “Dari sisi kelayakan, nilai ekonomi proyek ini sangat positif. Energi yang dihasilkan akan masuk ke jaringan tegangan tinggi PLN dan menggantikan sebagian pembangkit diesel dan batubara yang kurang ramah lingkungan,” tambah Hadi.
Selain berfungsi sebagai penyedia energi bersih, PLTA Batang Toru dirancang untuk merespons beban puncak secara cepat, menjadikannya solusi strategis untuk ketahanan energi wilayah Sumatera.
Proyek ini sebelumnya sempat menghadapi berbagai tantangan, termasuk isu lingkungan dan akses lokasi yang sulit. Namun dengan kemajuan saat ini, PLTA Batang Toru menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang berkelanjutan tetap dapat tercapai.
"Dengan dimulainya operasi unit pertama pada akhir 2025, PLTA Batang Toru diharapkan menjadi tonggak penting dalam transisi energi hijau Indonesia," kata Hadi yang didampingi Kuncoro dari departemen progres.