Padangsidimpuan (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (UIN Syahada) Padangsidimpuan Prof.Dr.H.Muhammad Darwis Dasopang, M.Ag, menyebut bahwasanya konsep Ekotologi merupakan refleksi nilai-nilai Al Quran yang menyeru keseimbangan antara manusia dan alam
"Allah SWT berfirman dalam QS Al-A’raf ayat 56 agar manusia tidak membuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya. Ayat ini menjadi dasar teologis penting dalam membangun kesadaran ekologis di lingkungan kampus,” kata Rektor.
Penegasan Rektor tersebut disampaikan saat sambutan diacara Seminar Ekotologi bagi mahasiswa UIN Syahada dari berbagai fakultas dan para dosen di Masjid Al-Mussannif Ulul Ilmi, lingkungan kampus tersebut, Minggu (26/10).
"Oleh karenanya UIN Syahada Padangsidimpuan memiliki komitmen untuk menjadi kampus yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga berperan aktif dalam membangun kesadaran spiritual dan ekologis demi keberlanjutan bumi," ujarnya.
Seminar yang digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Syahada ini menjadi bagian dari implementasi Program Ekoteologi Kementerian Agama Republik Indonesia yang menekankan pentingnya spiritualitas dalam menjaga keberlanjutan bumi.
Sebelumnya, Ketua LPPM UIN Syahada, Prof. Dr. H. Arbanur Rasyid, M.A, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini merupakan upaya kampus dalam menumbuhkan kesadaran ekologis mahasiswa berbasis nilai-nilai keagamaan.
“Ekoteologi bukan hanya tentang teori lingkungan, tetapi tentang kesadaran spiritual manusia sebagai khalifah di bumi. Mahasiswa harus menjadi generasi yang memahami bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah,” ujar Arbanur Rasyid.
Muhammad Iqbal Arafat, Manager Environment and Biodiversity PT NSHE PLTA Batangtoru, yang tampil sebagai narasumber utama dalam seminar mengusung tema “Ekoteologi dan Energi Baru Terbarukan: Menumbuhkan Kesadaran Spiritual untuk Keberlanjutan Bumi.”
Dalam pemaparannya, Iqbal Arafat menekankan pentingnya sinergi antara nilai-nilai keagamaan dan praktik keberlanjutan lingkungan. Ia juga mengajak agar para mahasiswa dapat menjaga keseimbangan ekosistem serta memberikan kontribusi dalam mendukung gerakan Green Campus.
“Spiritualitas harus hadir dalam setiap langkah pembangunan berkelanjutan. Energi terbarukan bukan hanya solusi teknologis, tetapi juga wujud tanggung jawab spiritual manusia terhadap alam ciptaan Tuhan,” tuturnya.
