Tapanuli Selatan (ANTARA) - PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) menegaskan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup, khususnya ekosistem hutan Batang Toru, di tengah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 510 megawatt.
Hal ini dikemukakan Iqbal Arafat, Manajer Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati PT NSHE selaku pemateri dalam kegiatan Journalist Gathering yang digelar di Syaakira View & Resto, Aek Sabaon, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kamis (24/4).
Dalam paparannya, Iqbal menjelaskan tantangan besar yang dihadapi dalam pembangunan PLTA Batang Toru, mulai dari kondisi geologis yang curam dan berlempung, hingga risiko erosi tinggi yang berpotensi mempercepat sedimentasi.
"Sekitar 90% lahan di lokasi proyek sangat curam dan tidak layak untuk pertanian. Hal ini menuntut pendekatan konservasi yang ketat agar tidak memperburuk degradasi lingkungan," ungkapnya.
Iqbal juga menyinggung pentingnya pendekatan terintegrasi dalam pembangunan berkelanjutan melalui konsep Water-Energy-Food Nexus. "Jika ketahanan air dan energi terjaga, maka ketahanan pangan juga akan otomatis menguat. Ini menjadi pijakan utama dalam strategi pembangunan kami," ujarnya.
Menyoal konservasi, NSHE mengaku serius mengembangkan wilayah hutan sekitar proyek sebagai kawasan konservasi orangutan Tapanuli. "Kami berkomitmen menjadikan area ini bukan hanya sebagai kawasan operasi, tapi juga sebagai zona konservasi satwa liar dan hutan pendidikan. Ini bagian dari visi jangka panjang kami,” kata Iqbal.
Dalam sesi diskusi, Iqbal juga mengungkap hasil survei terbaru yang menunjukkan adanya 217 jenis pohon di area proyek, dengan 62% di antaranya merupakan tanaman pakan orangutan. Selain itu, survei populasi menunjukkan kepadatan orangutan sebesar 0,461 individu per km², angka yang menjadi acuan penting dalam kebijakan pelestarian habitat.
Tak hanya berfokus pada keanekaragaman hayati, NSHE juga mendorong pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari solusi perubahan iklim. “Energi bersih dan terbarukan adalah masa depan. Ini bukan hanya tentang listrik, tetapi tentang menyeimbangkan kebutuhan manusia dan kelestarian alam,” tutup Iqbal.
Lebih jauh kata Iqbal, kegiatan ini menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi antara media, masyarakat, dan pelaku industri energi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada lingkungan.