Medan (ANTARA) - Dalam waktu dekat DPD Golkar Sumut akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) untuk memilih ketua yang baru. Walaupun belum ada informasi tahapan pencalonan dan pelaksanaan Musda Golkar Sumut dari DPP Golkar, namun sudah banyak gonjang-ganjing di internal partai.
Salah satunya terkait beberapa nama kader Golkar yang sudah mencuat ke publik dan jadi perbincangan di internal partai berlogo Pohon Beringin ini.
Di antaranya Doli Sinumba Siregar, Irham Buana Nasution, Harianto Sitorus, dan lainnya. Ada juga nama Rasyid Assaf Dongoran, Mantan Plt Bupati Tapsel pada 2024.
Sejak 2020, Rasyid menjabat Wakil Bupati Tapsel setelah memenangkan Pilkada Tapsel. Lantas seperti apa rekam jejak Rasyid di dunia perpolitikan?
Golkar dari bawah, Rasyid memulainya sebagai KTU dan Pengurus DPD Golkar Tapanuli Tengah lebih kurang 2 tahun di bawah kepemimpinan Jamaluddin Pohan pada tahun 2002-2004.
Kemudian karena Diterima S-2 dan Menjadi ASN menyebabkan keluar sementara dari keanggotaan Golkar Tahun 2017 kembali menjadi Pengurus DPD Golkar Sumut di bawah kepemimpinan Ngogesa Sitepu sebagai Ketua Biro LH selama beberapa tahun.
Pada 2019 menjadi Wakil Ketua DPD Golkar Sumut di bawah kepemimpinan Ahmad Doli Kurnia Tandjung, menjadi Sekretaris Panitia Pelaksana Musda DPD Golkar Sumut tahun 2020, dan sampai saat ini menjabat Wakil Ketua di bawah Kepengurusan Musa Rajekshah.
Selain itu Rasyid juga merupakan alumni Pertama Sekolah Kepemimpinan dan Kebijakan Publik di GOLKAR INSTITUTE serta menjadi salah satu lulusan terbaik.
"Musda Partai Golkar Tahun 2025 ini adalah momentum penting bagi kami, Karena kami tidak mencalon Bupati tahun 2024 lalu, kami masih mempunyai energi untuk terus membangun kejayaan Golkar di Sumatera Utara yang lebih profesional dan terbuka atau inklusif,” ujarnya.
Ia baru saja menyelesaikan jabatan sebagai Wakil Bupati dan Plt Bupati Tapsel pada Februari 2025 lalu. Artinya selesailah sudah masa tugasnya secara formil di pemerintah daerah. Namun sebagai kader Golkar, ia ingin terus berbuat dan memberikan kebermanfaatan untuk partai dan masyarakat luas.
Ketika ditanya soal motivasi dirinya ingin memimpin Golkar Sumut, Rasyid menjelaskan ingin terus konsisten membangun masyarakat maju sebagaimana Visi Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo - Gibran di Sumut.
Secara khusus visi Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Bobby Afif Nasution - Surya yakni peran pembangunan melalui Kepartaian yang aktif kolaboratif dan inklusif untuk berkontribusi pada Pembangunan Sumatera Utara itu sendiri.
“Kami Ingin Partai Golkar Sumut militan dan konsisten serta riil mendukung Kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur secara konkret. Maka energi kami berorganisasi akan terus dilanjutkan dalam membesarkan Sumut dan Partai Golkar,” ungkapnya.
Pria 49 tahun ini sudah ditempa sejak mahasiswa sebagai Aktivis ‘98 yang turun ke jalan memimpin demonstrasi dan ikut dalam rapat-rapat pagi sampai pagi.
Ia merupakan salah satu aktor Aktivis kampus USU yang dikenal luas saat itu yang bergerak mempersiapkan demonstrasi pertama kali pecah di Sumut sebelum di Jakarta.
Selain itu Rasyid merupakan aktivis organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang pernah diamanahkan sebagai Pendidik/Instruktur HMI sampai tahun 2000. Dua tahun kemudian ia bergabung menjadi kader Golkar.Setelah purna tugas sebagai Plt Bupati Tapsel dan Wakil Bupati Tapsel, kini berprofesi sebagai Politisi, Petani, Konsultan bidang manajemen Lingkungan Hidup, Kehutanan, Pertanian sesuai latang belakang Pendidikan S-1 dan S-2.
Dengan pengalaman 23 tahun ber-Golkar tentu ia bukan kader "ujug-ujug atau naturalisasi", Rasyid sangat layak untuk maju sebagai kandidat calon ketua pada Musda DPD Golkar Sumut 2025.
"Selama 23 tahun ini ada sedikit pengalaman saya dengan Golkar di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi, dan merasakan seperti apa sebenarnya style politik di tubuh Golkar yang elegan, terbuka (inklusif), dinamika namun tetap mengedepankan musyawarah, demokratis, dewasa dalam berpolitik,” pungkas Rasyid.