Medan (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Sigit Listiyan Prabowo menegaskan, pemuda merupakan aset bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita siap bekerjasama dengan GPA (Gerakan Pemuda Al Washliyah) untuk mengamankan pendidikan dan rumah ibadah," ujar Kapolri diwakili Dirsosbud Baintelkam Polri Brigjend Pol Nanang Rudi Supriatna dalam Milad ke-84 Gerakan Pemuda Al Washliyah, di Lapangan UNIVA Medan, Jumat (10/1) malam.
Brigjend Pol Nanang mengatakan, Polri senantiasa menggandeng, kemudian berkolaborasi maupun berkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat, khususnya pemuda.
Pihaknya menyebutkan, bahwa GPA merupakan garda terdepan menjaga kehidupan beragama dan kesatuan bangsa.
Untuk itu, lanjut dia, diharapkan dukungan ormas Islam guna mewujudkan Indonesia Emas 2045 lewat delapan misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
"Maka itu, saya mengutip hadits yang artinya sebaik-baiknya manusia bermanfaat bagi manusia lainnya. Saya berharap di sini bisa bermanfaat bagi Al Washliyah, dan GPA bermanfaat bagi manusia lain," tegas Nanang.
Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Al Washliyah H Aminullah Siagian menyebut, bahwa milad GPA ke-84 ini merupakan sejarah selama ini eksistensinya tidak diragukan bagi Indonesia.
"Alhamdulillah berkat dukungan seluruh pihak, khususnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai mitra GPA yang selama ini berkomunikasi mengawal Republik Indonesia agar negara ini dicintai rakyat, dan polisi yang juga dicintai oleh rakyat," ungkapnya.
Aminullah menyampaikan, bahwa GPA lahir pada 11 Januari 1941 atau empat tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, dan Al Washliyah atau GPA turut memperjuangkan kemerdekaan.
"Para pendiri Al Washliyah, seperti Abdurrahman Shihab, Ismail Banda, Arsyad Thalib Lubis, Adnan Nur Lubis, dan Yusuf Ahmad Lubis adalah ulama ikut merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia mengorbankan harta dan nyawa," tegas dia.
Pihaknya juga menegaskan, GPA bukan organisasi abal-abal dan kaleng-kaleng, seperti bahasa orang Medan karena atas jasa dan keringat mereka tidak dapat diabaikan begitu saja, baik agama maupun bangsa ini.
Momentum milad bertema "Kokohkan Persatuan Pemuda Dalam Bingkai Merah Putih Menuju Indonesia Emas" ini GPA harus menjadi pilar utama dalam mengawal kemaslahatan umat dari Sabang hingga Merauke.
Aminullah juga menegaskan, GPA siap menjadi garda terdepan dalam mengawal seluruh aset Al Washliyah, khususnya di Sumatera Utara.
"Kami garda terdepan mengawal, dan mengambil alih seluruh aset-aset hari ini dikuasai oknum tidak bertanggungjawab. Bukan hanya di Sumut, tetapi di daerah lain. Seperti di Aceh, Jambi, Riau dan juga beberapa wilayah. Nanti kami rebut karena itu, infaq dan wakaf para ulama dan masyarakat. Ini wajib kami kawal," tegas dia.
PB Al Washliyah di Sumatera Utara mempelajari putusan yang sudah inkrah, tetapi belum dikuasai aset-asetnya. "GPA akan mempelajari secara hukum dan berkolaborasi, bahkan berdiskusi dengan pihak terkait atas persoalan itu," tutur Aminullah.
Ketua PB Al Washliyah H Ismail Effendi mengungkapkan GPA merupakan satu-satunya organisasi kepemudaan Islam mempertahankan NKRI di Sumatera Utara saat agresi Belanda 1941.
"Ini bukti, GPA cinta kepada NKRI. Kami bersyukur GPA bermitra dengan Polri, baik pusat maupun daerah. Kita ketahui saat ini telah terjadi penurunan akhlak, maka kami berharap GPA sebagai garda terdepan menjaga akhlak bangsa," sebutnya.
Milad ke-84 Gerakan Pemuda Al Washliyah juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Fatwa PB Al Washliyah Dr H Muhammad Nasir, LC, MA, Kapolda Sumut diwakili Dir Intelkam Polda Sumut Kombes Pol Dwi Indra Maulana, Ketua PW Al Washliyah Sumut H Dedi Iskandar Batubara dan para pengurus.
Kemudian, Rektor Univa Medan Prof Dr H M Jamil, MA, Warek III UMN Syamsul Bahri MPd, alim ulama Al Washliyah, Ketua PW GPA Sumut Nurul Yakin Sitorus, pengurus GPA se-Sumut, GPA Banten, GPA Sumsel, GPA Banten, GPA Sulut, GPA Kaltara, GPA Sultra, GPA Banda Aceh, dan PD Al Washliyah se-Sumut.