Harimau Sumatera hadapi ancaman kepunahan?
Senin, 29 Juli 2024 7:21 WIB 652
Ketua Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia Iswadi menuturkan, pada peringatan Hari Harimau Tahun 2024 mengambil tema "living in harmony" atau hidup harmoni antara alam dan manusia menjadi momentum untuk bergerak menyelamatkan harimau terakhir yang ada di Indonesia, agar tidak punah dan tidak tinggal cerita bagi anak cucu nanti.
Pada peringatan Hari Harimau se-Dunia Tahun 2024 di Hutan Madapi TNKS wilayah Kabupaten Rejang Lebong di isi dengan berbagai kegiatan seperti sekolah konservasi, diskusi dengan tema living ini harmony, kegiatan sapu jagat yakni pembersihan jerat harimau dalam hutan, public speaking serta pagelaran seni terkait dengan kampanye perlindungan harimau.
Dengan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan bersama dengan BB TNKS ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat Provinsi Bengkulu dan tiga provinsi lainnya dalam kawasan TNKS untuk bersama-sama menjaga dan melindungi harimau Sumatera.
Pada kampanye perlindungan harimau Sumatera oleh Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia, selain melakukan patroli bersama dengan petugas UPT BB TNKS juga melakukan pendampingan kepada warga yang terindikasi menjadi pemburu harimau.
"Di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumsel, kita ketemu dengan Pak Mawi yang ternyata adalah topnya pemburu, yang paling disegani di Musi Rawas Utara dan sekitarnya. Prosesnya tidak singkat, butuh waktu dua tahun untuk memberikan pemahaman kepadanya," jelas Iswadi.
Pemburu ini telah membunuh 150 ekor harimau Sumatera sejak pertama kali berburu tahun 1972 sampai dengan tahun 2019. Dia terakhir kali terakhir kali menjual kulit harimau Sumatera tahun 2017.
Untuk menyadarkan pemburu ini Iswadi membutuhkan waktu selama dua tahun pendekatan. Setelah yang bersangkutan sadar dan tidak mau lagi melakukan perburuan harimau kemudian dilibatkan dalam kegiatan kampanye konservasi harimau.
Mawi atau dipanggil Datuk Mawi ini setelah sadar dilibatkan Yayasan Lingkar Inisiatif Indonesia dalam berbagai kegiatan patroli perlindungan harimau serta penyisiran jerat harimau dalam kawasan TNKS, juga mengedukasi pemburu-pemburu lainnya.
Saat ini Datuk Mawi sudah berhasil membuat tobat pemburu harimau antara 20 hingga 25 orang yang beroperasi di dalam kawasan TNKS Wilayah III Bengkulu-Sumatera Selatan hingga perbatasan Jambi. Mereka ini kemudian bergabung dan mendirikan kelompok yang diberi nama "jago imau"