Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menyiapkan pelaku UMKM di wilayahnya untuk masuk ke industri produksi bahan baku yang sumbernya berasal dari komoditas pangan.
"Bahan baku itu, misalnya, tepung beras. Biasanya, kan, UMKM membeli tepung beras dari industri besar. Kenapa tidak langsung saja UMKM yang mengolahnya seperti dengan berkooperasi dengan petani sehingga dapat memproduksi berbagai olahan pangan dari hulu sampai hilir," ujar Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Sumut Naslindo Sirait di Medan, Selasa.
Naslindo menyebut, saat ini UMKM di Sumut lebih banyak berkiprah di sektor perdagangan sektor makanan dan minuman yang menjual langsung ke konsumen akhir.
Pola pikir seperti itu, menurut dia, perlu diperluas lantaran Sumut memiliki kekayaan tanaman pangan dan hortikultura seperti padi, jagung, cabai merah serta bawang merah.
Potensi tersebut, dikatakan Naslindo perlu dikembangkan lebih lanjut demi memunculkan variasi pangan di wilayahnya.
"Kami ingin produk-produk olahan pangan dengan berbagai jenis varian bisa didapatkan masyarakat melalui UMKM," kata dia.
Saat ini, Naslindo menyebut pihaknya tengah menyiapkan beberapa UMKM untuk tujuan tersebut melalui proyek awal (pilot project) di beberapa wilayah sentra komoditas pangan.
Meski belum ingin memaparkan detailnya, dia memastikan bahwa persiapan itu termasuk membangun ekosistem permodalan, pemasaran, manajemen usaha dan manajemen produksi.
"Kami memantau perkembangan ini secara berkala. Namun, publikasi terkait hal itu belum dapat kami keluarkan karena masih tahap mencoba," tutur Naslindo.
Dengan masuk ke ranah produksi bahan baku, Naslindo menyebut UMKM akan semakin kuat karena terlibat dari hulu sampai hilir sehingga gerak ekonominya semakin efisien.
"UMKM dapat menerima lebih banyak keuntungan lantaran tidak terlalu banyak terlibat di rantai pasok yang ramai dengan pemburu rente," ujar dia.
Di Sumut, pemerintah provinsi mencatat terdapat sekitar 1.166.918 pelaku usaha di wilayahnya, di mana sebanyak 98,87 persen atau 1.153.758 di antaranya bergerak di bidang usaha mikro dan kecil. Adapun 1,12 persen atau 13.610 pelaku yang berada di tataran usaha menengah dan besar.Keterlibatan UMKM dalam komoditas pangan sejalan dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang juga mendorong pengembangan UMKM di sektor pangan lokal demi menciptakan penganekaragaman atau diversifikasi konsumsi pangan.
Bapanas menyatakan berkomitmen dalam mendukung pengembangan UMKM di sektor pangan lokal, karena merupakan aspek yang sangat penting dan strategis dalam upaya membangun kemandirian pangan.