Tanjungbalai (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, Komjen Pol Marthinus Hukum menyatakan butuh komitmen semua pihak untuk memberantas peredaran narkotika, khususnya di Kota Tanjung Balai Sumatera Utara (Sumut) yang menjadi 'pintu' masuk narkoba.
"Saat ini Sumut peringkat satu peredaran narkoba, dan Kota Tanjung Balai merupakan pintu masuknya. Sebenarnya tidak sulit kalau kita mau kerja sama dan komit untuk memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Karena keselamatan negara dan masyarakat dari ancaman narkoba merupakan tanggung jawab kita semua," ujar Marthinus di Tanjung Balai, Rabu (24/4).
Pernyataan itu disampaikan Kepala BNN RI, Marthinus saat pencanangan Desa Bersih Narkoba (Bersinar) di Kelurahan Selat Lanjung Medan Kecamatan Datuk Bandar Timur Kota Tanjung Balai.
Pencangan Kelurahan Tanjung Medan 'Bersinar' itu dihadiri yang mewakili Mendagri Tito Karnavian, mewakili Pj Gubenur Sumut Hasanuddin, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, BNN Sumut, Wali Kota Tanjung Balai, H.Waris Thalib serta unsur Forkompinda dan sejumlah Kepala BNN Kota se Sumatera Utara.
Menurut Marthinus, fenomena yang terjadi saat ini ada bandar yang baru saja ditangkap, namun tumbuh lagi bandar baru. Sehingga kemungkinannya ada kekuatan besar dibelakang para bandar dan mafia narkoba.
Dia melanjutkan, untuk mewujudkan Kelurahan Bersinar perlu membangun dan menguatkan komunikasi serta koordinasi sesama para pemangku kepentingan supaya tetap bersinergi dalam pemberantasan narkoba.
"Mewujudkan Desa atau Kelurahan Bersinar upayanya adalah membangun dari pinggiran (Desa) dengan sasaran menyadarkan masyarakat Desa dari bahaya mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba. Manusia adalah modal pembangunan Nasional, mari kita sadarkan masyarakat agar mau perang terhadap narkoba," kata Marthinus.
Marthinus mantan Kepala Detasemen Anti Teror itu menambahkan, mafia dan bandar narkoba telah mengopukasi seluruh elemen. Asal-usulnya adalah keinginan perut, sehingga banyak pihak yang terperangkap dalam jerat narkoba.
"Kita harus sadar bahwa kekuatan dan kekompakan semua pihak, termasuk tidak menerima sesuatu dari bandar adalah kunci keberhasilan untuk memberantas narkoba," katanya.
Selain itu, sambung Marthinus, perlu adanya pemetaan jaringan narkoba harus kuat sampai kongkrit. Untuk itu, perlu diteliti apakah kekuatan modal, uang atau politik.
Apalagi fenomena masuknya narkoba di Sumut ini melalui laut dengan memanfaatkan atau persamaan kultural antar negara sehingga masyarakat gampang berkomunikasi.
"Yang harus kami (BNN) dan kita lakukan adalah menguatkan struktur masyarakat setempat, untuk itu membuat Desa Bersinar, yang tujuannya agar masyarakat tidak dimanfaatkan jaringan internasional, dan menjadi benteng menyelamatkan semua pihak dari narkoba," kata Marthinus.
Sesuai catatan, dari data Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatra Utara, selama kurun 2023 telah menyita 99.560,82 gram sabu-sabu, 190.438,3 gram ganja, dan 998,5 butir pil ekstasi. Dari penindakan bersama BNNK dengan barang bukti tersebut, ditetapkan tersangka 129 orang dengan 94 kasus.