Medan (ANTARA) - Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman yang menjadi bahan utama pembuatan cokelat. Peluang usaha budidaya kakao sangat menjanjikan. Sebab tanaman kakao ini banyak di cari dan dibutuhkan oleh berbagai industri makanan sebagai bahan utamanya.
Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk mengedukasi generasi milenial agar mau terjun pertanian, termasuk menggarap tanaman kakao.
“Generasi milenial adalah penentu kemajuan pembangunan pertanian di masa depan. Tongkat estafet pembangunan pertanian, ada pada pundak generasi muda,” ucap Mentan, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca juga: Wujudkan wilayah bebas korupsi, Polbangtan Kementan terima penghargaan Zona Integritas
Teknologi Pembibitan sendiri merupakan salah satu rangkaian terpenting dalam kegiatan budidaya tanaman kakao.
Untuk meningkatkan pemahaman serta kemampuan generasi milenial, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan kembali menyelenggarakan kuliah tamu pada Program Studi Penyuluhan Perkebunan Presisi dan Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan.
Materi yang dibawakan Teknologi Produksi Tanaman Penyegar Presisi dan Pembibitan Tanaman Kakao.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menambahkan jika sudah saatnya pertanian dikelola generasi milenial.
“Generasi milenial bisa menggunakan kreativitas dan inovasinya. Sehingga, pertanian ke depan menjadi modern. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, tetapi juga berorientasi ekspor,” paparnya.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Polbangtan Medan dan masyarakat umum secara virtual (11/12).
Salah satu dosen pengampu matakuliah Teknologi Produksi Tanaman Penyegar Presisi dan Pembibitan Kakao, Merlyn Mariana, mengatakan bahwa kuliah tamu ini dilakukan sebagai penyelenggaraan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang bermutu.
Selain itu, kegiatan ini merupakan dukungan Polbangtan Medan dalam penguatan SDM yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian melalui pendidikan vokasi.
Dengan menghadirkan narasumber yang mumpuni di bidangnya, diharapkan kegiatan ini mampu memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan baru kepada mahasiswa dalam percepatan proses regenerasi petani sesuai komitmen Kementerian Pertanian dalam mendorong ketahanan pangan Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Erwin Yuniarso menjelaskan bagaimana manajemen pembibitan pada tanaman Kakao.
“Pembibitan pada tanaman Kakao dapat dimulai dari standar rumah pembibitan, standar lokasi pembibitan, standar kriteria kerangka dan naungan pembibitan, standar kualitas pembibitan, standar tanah yang digunakan dalam pembibitan, standar penyusunan polybag, standar pemupukan awal, standar penyiraman dalam pembibitan, Standar Pemilihan Buah & Biji, standar pembersihan biji, perendaman biji dengan fungisida, Standar Penyemaian/ Perkecambahan, pemeliharaan pasca penancapan biji, standar pemilihan & pengambilan mata tunas (entres), standar pengemasan mata tunas (entres), standar bibit siap di sambung pucuk (top budding) dan pemeliharaan pasca penyambungan sampai bibit siap tanam,” jelasnya.
Sementara itu, Windy Manullang menjelaskan bagaimana proses pembibitan kakao seperti Praktek Perkebunan yang Baik (GAP).
Windy mengatakan bahwa tujuan dari GAP adalah untuk meningkatkan produktifitas, meningkatkan mutu / kualitas, menaggulangi hama dan penyakit, memperpanjang usia produksi dan meningkatkan kualitas hidup petani.
“Beberapa tindakan penting yang perlu dilakukan pada GAP misalnya dimulai dari Pemangkasan, Pemupukan, Panen Teratur, Sanitasi dan Penyemprotan,” kata Windy.
Lebih lanjut, Windy menyampaikan hal penting yang harus diperhatikan adalah penerapan 5 T dalam penyemprotan tanaman kakao yaitu tepat jenis, tepat formula, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara.
Sesuai dengan harapan diadakannya kuliah tamu kali ini, yaitu untuk memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa terhadap materi yang mungkin saja tidak disampaikan pada saat proses perkuliahan.