Tapanuli Selatan (ANTARA) - Petani sawah Kabupaten Tapanuli Selatan utamanya di Kecamatan Sipirok mulai mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi.
"Sudah sejak dua pekan terakhir petani sulit mendapatkan pupuk," Mara Adil Hutasuhut, Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Sipirok menghubungi ANTARA, Selasa (2/11).
Pupuk bersubsidi yang mulai susah didapatkan di kios-kios penjual seperti jenis urea, phonska dan DP 36. Sementara petani memasuki musim tanam.
Baca juga: Petani Sipirok kembangkan bibit bawang tajuk untuk benih
"Ada enam kios yang dihunjuk Pusri untuk penyalur pupuk di Sipirok, namun petani sering kecewa, pupuk subsidi per sak Rp170 ribu kosong," katanya.
Dia mengatakan untuk pupuk non subsidi NPk sekitar sebulan terakhir harganya naik dari Rp450 ribu menjadi Rp600 ribu per sak.
Harga tandan buah sawit belakangan ini, tambahnya, juga mengalami kenaikan harga kisaran Rp2400 - Rp2700 per kilo.
"Justeru disaat kenaikan harga pupuk non subsidi dan harga sawit naik, pupuk bersubsidi sulit didapatkan petani," tukasnya.
Kelompok tani Mekar Sari Sipirok berharap kelangkaan pupuk itu menjadi perhatian pemerintah.
"Kami berharap ada solusi bijak agar kami masyarakat petani mudah mendapatkan pupuk bersubsidi, mengingat memasuki musim tanam," ujarnya.
Petani Tapsel keluhkan kelangkaan pupuk subsidi
Selasa, 2 November 2021 7:56 WIB 2795