Tapanuli Selatan (ANTARA) - Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Wereng Batang Coklat (WBC) di dua kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), yakni Angkola Muaratais dan Batang Angkola, mencapai total luas 23,5 hektare. Petani bersama pihak terkait telah melakukan pengendalian massal guna menekan dampak serangan ini terhadap produksi padi.
Kepada Antara, Kamis, Ali Husni Dalimunthe, POPT-PHP Angkola Muaratais-Batang Angkola, mengungkapkan bahwa di Kecamatan Angkola Muaratais, serangan OPT WBC tercatat seluas 1,5 hektare dalam kategori ringan.
Sementara itu, di Kecamatan Batang Angkola, serangan lebih luas dengan rincian 12 hektare ringan, 4 hektare sedang, 5 hektare berat, dan 1 hektare mengalami puso (gagal panen).
"Secara total, serangan wereng di kedua kecamatan ini terdiri dari 13,5 hektare kategori ringan, 4 hektare sedang, 5 hektare berat, dan 1 hektare puso," jelasnya.
Untuk mengatasi serangan OPT WBC itu, kata dia, petani telah melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida kimia di sejumlah desa yang terdampak.
Pengendalian di Kecamatan Batang Angkola: Seperti di Desa Sori (umur tanaman 15-65 HST), Desa Huraba (umur tanaman 10-60 HST), Kelurahan Pintu Padang I dan II (umur tanaman 10-80 HST), Kelurahan Sigalangan (umur tanaman 10-80 HST), Desa Sidadi I dan II (umur tanaman 15-85 HST).
Sedang untuk wilayah Kecamatan Angkola Muaratais: Seperti di Kelurahan Huta Tonga (umur tanaman 10-90 HST)
Kemudian, lanjutnya, selain pengendalian individu, langkah massal juga telah dilakukan di beberapa desa di kedua kecamatan tersebut, seperti Desa Tahalak Ujung Gading, Desa Janji Manaon, Kelurahan Sigalangan, Desa Hurase, Kelurahan Bangun Purba, Desa Aek Gunung, Desa Sibulele Muara, Desa Bargot Topong, Desa Pargumbangan, Desa Sorimanaon, Desa Muaratais II, dan Desa Pangaribuan.
"Meskipun serangan wereng masih terjadi, beberapa desa yang terdampak sudah memasuki masa panen. Dengan pengendalian yang terus dilakukan, diharapkan dampak terhadap produksi padi dapat diminimalkan," kata Ali Husni.