Medan (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim dan Wali Kota Medan Bobby Nasution meninjau pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Sekolah Sultan Iskandar Muda, Medan, Selasa (26/10).
Di sana Nadiem mengunjungi sejumlah kelas dan berdialog bersama sejumlah guru dan murid SMA yang mengikuti PTM. Adapun kelas yang didatangi Nadiem antara lain kelas III-C Sisingamangaraja XII, dan Kelas III-B Sultan Hasanuddin.
Baca juga: Waspadai lonjakan kasus gelombang ketiga, Pemkot Medan percepat vaksinasi
Nadiem sendiri berharap agar PTM tetap berjalan. Sebab, ia menilai belajar secara online atau daring tidak baik untuk pelajar. Apalagi sudah lebih dari satu tahun PTM ditiadakan.
"Dampak nya bisa permanen, dan bisa menciptakan, kalau tidak berhentikan secepat mungkin, dengan aman, ini bisa menciptakan learning loss terbesar dalam sejarah Indonesia, belum pernah selama ini," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Nadiem mengapresiasi capaian 47 persen sekolah di provinsi tersebut yang telah melaksanakan PTM hingga saat ini.
“Ini saya apresiasi, dan layak menjadi contoh daerah lain. Banyak daerah yang belum mencapai angka itu. Tapi tentunya masih dapat ditingkatkan, terutama jenjang PAUD dan SD,” tuturnya.
Setelah melakukan peninjauan kelas, Nadiem bertemu dengan perwakilan orang tua murid di Auditorium Bung Karno yang ada di Sekolah Sultan Iskandar Muda.
Pendiri Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda, Sofyan Tan, dalam kesempatan itu dia menceritakan perkembangan sekolah yang didirikannya sejak awal sampai hari ini.
"Sekolah ini berdiri 25 Agustus 1997, mulai beroperasi 1998," katanya.
Di awal, kata Sofyan Tan Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda hanya memiliki 11 ruangan. Namun, kini sudah menjadi 101 ruangan.
"Jumlah siswanya dulu 171, saat ini sudah 3.456. Guru dari 150 orang menjadi 205. Sedangkan jumlah anak asuh di awal 17 orang, saat ini sudah 5.380," kata anggota Komisi X DPR RI ini.