Medan (ANTARA) - Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Belawan mendorong petani hortikultura di Sumatera Utara untuk mengembangkan produksinya dengan volume berkesinambungan dan berkualitas.
"Potensi ekspor hortikultura dari Sumut masih cukup besar.Kendala ekspornya selama ini karena volume produksinya tidak berkesinambungan," ujar Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Andi PM Yusmanto di Medan, Rabu (7/7).
Kegiatan ekspor, katanya, memerlukan kesinambungan.
"Jangan ini hari ekspor, terus ada permintaan, petani mengaku tidak ada barang," katanya.
Baca juga: Karantina Pertanian Belawan bina petani di 100 desa untuk mendorong ekspor
Dia menegaskan, pemerintah saat ini fokus pada pengembangan ekspor produk baru dan juga pasar ekspor baru.
"Oleh karena itu juga Karantina Pertanian Belawan ikut lebih fokus pada pengembangan produk ekspor dan negara tujuan baru," katanya.
Andi Yusmanto menyebutkan, nilai ekspor sub sektor hortikultura dari Balai Karantina Pertanian Belawan pada semester I 2021 sudah meningkat dibandingkan periode sama 2020.
Baca juga: Nilai ekspor Sumut dari Karantina Pertanian Belawan sudah Rp13 triliun
Pada semester I 2021, nilai ekspor sub sektor hortikultura sudah sebesar Rp159,301 miliar dari periode sama 2020 yang masih Rp99, 956 miliar.
"Meski sudah naik, ekspor sub sektor hortikultura itu masih jauh di bawah sub sektor perkebunan yang hingga semester 1 tahun 2021 sudah Rp13, 096 triliun," ujar Andi Yusmanto.
Padahal, ujar dia, potensi produksi hortikultura Sumut untuk ekspor cukup besar dan bahkan produknya sejak dulu diminati pembeli luar negeri seperti. manggis, kubis, kentang dan bahkan andaliman yang saat ini semakin diminati pasar.