Medan (ANTARA) - Sumatera Utara hingga awal April sudah memperoleh devisa hingga Rp3,617 miliar dari ekspor 147,968 ton ubi jalar ke Jepang dan Thailand.
"Permintaan ubi jalar tergolong tinggi khususnya dari Jepang," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi PM Yusmanto di Medan, Selasa.
Ekspor ubi jalar dari Sumut itu sudah lama berlangsung dengan tren meningkat setiap tahunnya.
Pada 2021, Sumut mendapat Rp26,842 miliar dari volume ekspor ubi jalar sebanyak 1.841 ton. Pada tahun itu ekspor ubi jalar itu ke Jepang, Thailand dan Republik Rakyat Tiongkok.
"Selama Januari-April ini sudah ada ekspor ubi jalar sebanyak 147,968 ton senilai Rp3,617 miliar dengan tujuan ekspor ke Jepang dan Thailand," katanya.
Dari 147, 968 ton ekspor selama Januari-April, pada pekan lalu ada ekspor sebanyak 21 ton senilai Rp529,66 juta dengan tujuan ke Jepang.
"Ubi jalar, lobak dan beberapa komoditas lainnya merupakan salah satu hasil tumbuhan hidup yang rutin diekspor Sumut," katanya.
Karantina Pertanian Belawan, ujar Andi PM Yusmanto, terus memberikan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari, SPS Measure, sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor.
Pemerintah berharap ekspor komoditas terus meningkat karena potensinya juga masih besar.
Di Sumut salah satu sentra produksi ubi jalar di Kabupaten Karo dan Deliserdang.