Medan (ANTARA) - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi di Sumatera pada tahun 2020 akan melambat atau hanya di kisaran 2 sampai 2,4 persen akibat pandemi COVID-19.
"Padahal pada 2019 pertumbuhan ekonomi Sumatera 4,57 persen atau naik dari 2018 yang 4,55 persen," ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Jumat (3/7).
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumatera sudah terlihat pada triwulan I 2020 yang tercatat hanya sebesar 3,25 persen secara "year on year".
Baca juga: Sumut butuh dana Rp2,9 triliun untuk gerakkan ekonomi pada triwulan III
Realisasi pertumbuhan ekonomi Sumatera triwulan I 2020 tercatat lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
Secara spasial, seluruh provinsi di Sumatera pada triwulan I mengalami perlambatan ekonomi sejalan dengan kinerja ekonomi nasional yang juga mengalami tekanan sebagai dampak dari pandemi COVID.
"Pertumbuhan ekonomi yang melambat di Sumatera didorong terjadinya perlambatan ekonomi di seluruh provinsi di Sumatera tersebut," ujar Wiwiek.
Baca juga: BI optimistis pertumbuhan ekonomi menguat di tatanan normal baru
Ekonomi di Sumut pada triwulan I misalnya hanya bertumbuh 4,05 persen dari 5,21 persen di triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi di Aceh juga turun menjadi 3,17 dari 5,21 persen dan Sumatera Barat 3,92 persen dari 5,13 persen.
" Perlambatan ekonomi disebabkan oleh kontraksi pada ekspor dan konsumsi pemerintah, serta deselerasi kinerja investasi," katanya.
Pandemi COVID-19, lanjutnya, menyebabkan resesi ekonomi dunia dan deselerasi permintaan domestik demand secara keseluruhan.
"Jika jumlah kasus COVID-19 terus bertambah, aktivitas perekonomian baik itu dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor akan semakin tertekan dan perekonomian bisa turun lagi dari prakiraan," katanya.
Bahkan jika proses adaptasi dan kesiapan para agen (pelaku) ekonomi tidak optimal maka fase pemulihan (recovery) ekonomi usai pandemi COVID-19 juga tidak akan optimal.
"Ekonomi Sumatera pada triwulan I 2020 yang tumbuh melambat itu juga sejalan dengan kinerja ekonomi nasional yang juga mengalami tekanan sebagai dampak dari pandemi COVID," katanya.