Medan, 8/9 (antarasumut) - Nilai ekspor karet dan barang dari karet dari Sumatera Utara hingga Juli 2016 turun 21,68 persen dibandingkan periode sama 2015 menjadi 548, 094 juta dolar AS.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Kamis mengatakan, nilai ekspor itu turun akibat permintaan dan harga jual yang masih terus merosot.
Permintaan dan harga jual yang turun itu dampak krisis global yang membuat daya beli perusahaan dan masyarakat melemah.
"Penurunan ekspor terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini yang otomatis membuat devisa Sumut secara keseluruhan juga ikut turun," katanya,
Wien menyebutkan, kontribusi karet dan barang dari karet pada devisa Sumut hingga Juli 2016 tinggal sekitar 13,17 persen dari total devisa Sumut 4,160 miliar dolar AS.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, volume ekspor karet anggota Gapkindo turun 14.124 ton atau menjadi 239.667 ton dari periode sama di 2015 yang sudah sebesar 253.791 ton.
Penurunan ekspor terjadi hampir di semua bulan, kecuali di Februari dan Mei yang mengalami kenaikan.
"Penurunan ekspor karet anggota Gapkindo Sumut itu diakui dampak permintaan yang masih melemah dan ada program pengurangan ekspor negara produsen utama karet dunia," kata Edy.
Edy mengaku, penurunan ekspor tahun ini sudah diperkirakan sejak awal setelah melihat pergerakan permintaan dan harga karet di akhir tahun 2015 dan awal 2016.
Nilai Ekspor Sumut Turun 21,68 Persen
Kamis, 8 September 2016 15:50 WIB 1605
"Penurunan ekspor karet anggota Gapkindo Sumut itu diakui dampak permintaan yang masih melemah dan ada program pengurangan ekspor negara produsen utama karet dunia,"