Langkat, Sumut, 26/6 (Antara) - Lahan persawahan yang ada di tujuh kecamatan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, rawan kekeringan, akibatnya pertanaman padi bisa terganggu, karena tanahnya pecah-pecah dan retak.
"Ada tujuh kecamatan yang rawan kekeringan," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Langkat Yusfik Helmi, di Stabat, Jumat.
Adapun lahan persawahan tujuh kecamatan yang rawan kekeringan itu kecamatan Gebang, Pangkalan Susu, Pematang Jaya, Brandan Barat, Babalan, Secanggang dan Besitang.
"Kerawanan yang ada sekarang ini berdasarkan hasil laporan para petugas pertanian yang berada di berbagai kecamatan tersebut," katanya.
Yusfik mengungkapkan Kecamatan Secanggang ada persemaian untuk pertanaman seluas 2.000 hektare, dengan usia persemaian sudah 25-30 hari, yang sekarang ini belum bisa ditanam, tentu ini akan mengganggu produksi nantinya.
"Upaya untuk itu juga sudah dilakukan sekarang ini, dengan membuat umbung-umbung air untuk menyemprotkan tanah agar tidak semakin pecah," sambungnya.
Selain itu, menggalakkan sistim pompanisasi, yakni endapan air yang ada, langsung disedot oleh pompa untuk seterusnya didistribusikan ke lahan persawahan, agar nantinya bisa difungsikan untuk pertanaman padi yang sudah disemai.
Sementara Sakimin, Seksi Iklim Dinas Pertanian Langkat mengatakan memang bulan Juni ini curah hujan dibawah normal di beberapa tempat seperti Kecamatan Babalan dari perkiraan 206-267 mililiter curah hujan ternyata 99 mililiter curahnya di lapangan.
Demikian juga di Kecamatan Bahorok diperkirakan 483 ml yang turun ternyata 456 ml, kata Sakimin.
Ia juga memprediksikan bahwa Langkat belum terkena El Nino, karena iklim Langkat dekat dengan Samudera Indonesia terpengaruh "Dipolmude", sehingga kita masih terindikasi kekeringan (cuaca ekstrim) beda dengan kabupaten lain.
Sepertinya untuk mengantisipasi rawan kekeringan, diharapkan bulan Agustus mendatang, hujan kiranya segera turun di berbagai kecamatan tersebut, harap Sakimin.
***3***
(T.KR-IFZ/B/E. Sujatmiko/E. Sujatmiko)