Deli Serdang (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Deli Serdang Lom Lom Suwondo mengatakan Audit Kasus Stunting (AKS) merupakan langkah strategis dan krusial dalam mempercepat penurunan angka stunting di kabupaten itu.
Melalui audit tersebut, kata dia, bukan hanya mengetahui besaran kasus stunting, tetapi juga akar masalah dan faktor risiko yang paling dominan. Temuan tersebut menjadi dasar penting dalam menentukan intervensi yang tepat.
"Seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, camat, serta kepala desa/lurah, harus mempelajari secara menyeluruh rekomendasi tim pakar dan menerjemahkannya menjadi rencana aksi nyata," kata Wabup Lom Lom Suwondo saat membuka Diseminasi AKS Kabupaten Deli Serdang Tahun 2025 di Lubuk Pakam, Selasa.
Ia juga menyoroti adanya persoalan keluarga yang ditemukan di luar data formal pemerintah, seperti keluarga yang mengalami kekurangan pangan, masalah lingkungan kerja dan sosial yang berdampak pada gizi keluarga, serta dampak situasi bencana seperti banjir terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Kondisi tersebut, lanjutnya, harus menjadi perhatian seluruh struktur pemerintahan hingga level desa, serta mendorong penanganan yang lebih responsif dan komprehensif.
"Masa depan Deli Serdang berada pada generasi yang tumbuh saat ini. Mari bekerja dengan empati, tanggung jawab, dan kolaborasi. Penurunan stunting adalah kerja bersama. Kita harus memastikan anak-anak Deli Serdang tumbuh sehat, cerdas, dan siap menjadi generasi emas," katanya
Sebelumnya Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Deli Serdang Adela Sari Lubis menyampaikan percepatan penurunan stunting harus dilakukan melalui kegiatan prioritas Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI).
Strategi tersebut dilaksanakan melalui intervensi spesifik, yakni fokus pada penyebab langsung stunting, seperti peningkatan gizi, layanan kesehatan ibu dan anak, dan intervensi sensitif meliputi penyediaan air bersih, akses sanitasi, dan lingkungan sehat.
AKS dilaksanakan melalui analisis lapangan dan penilaian kondisi kelompok sasaran untuk mengetahui risiko penyebab stunting serta memberikan rekomendasi tata laksana bagi pemerintah daerah.
Sejumlah kelompok sasaran AKS sebanyak 96 orang, terdiri dari 15 calon pengantin, 19 ibu hamil, 18 ibu pascasalin, 21 baduta, dan 23 balita.
