Jakarta (ANTARA) -
Ia membeberkan, event tingkat daerah juga harus bergulir untuk memfasilitasi pengembangan olahraga tersebut, sehingga bisa menjaring bibit-bibit atlet yang potensial.
"Alhamdulillah cabang olahraga barongsai dipertandingkan pertama kali di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024," kata Norman di Gedung Mixed Martial Art (MMA) komplek Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu.
Lebih lanjut dia membeberkan, perkembangan olahraga itu sudah semakin bagus dalam beberapa tahun terakhir, terbukti jumlah provinsi yang mengikuti cukup banyak, yaitu 15 provinsi dari total 38 provinsi di Indonesia, meski masih pertama kali.
Norman mengapresiasi kerja keras Pengurus Besar Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) pusat dan daerah, yang terus berupaya membangun regenerasi atlet dari cabang olahraga itu.
"Saya selalu mendorong pengurus pusat atau pengurus besar cabang olahraga untuk berkembang, sehingga per tahun ada kemajuan," ujar purnawirawan jenderal bintang tiga TNI tersebut.
Norman menambahkan, terkait fasilitas olahraga yang sudah terbangun selama PON XXI tahun ini, pengurus FOBI Sumatera Utara maupun cabang olahraga lain harus mampu memanfaatkan dengan maksimal fasilitas gedung olahraga seperti MMA dan lainnya sebagai tempat untuk berlatih dan pusat pengembangan atlet daerah.
"Jadi digunakan dengan baik dan disempurnakan apa yang menjadi kekurangan, sehingga ke depan Sumatera Utara bisa meningkatkan prestasi dan mampu menyelenggarakan event internasional juga," kata dia.
FOBI secara resmi diterima sebagai anggota KONI Pusat mulai 20 Februari 2013. Kini FOBI telah memiliki pengurus di 27 provinsi se-Indonesia.
Berdasarkan data PB FOBI, total klub atau sasana barongsai yang ada di seluruh Indonesia, jumlahnya mencapai 500 klub.
Sebanyak 300 klub di antaranya sudah menjadi anggota FOBI yang ada di tingkat provinsi atau kabupaten/kota.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketum KONI: PON XXI harus jadi momentum kebangkitan olahraga barongsai