Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog mengidentifikasi tiga tantangan besar bagi ketahanan pangan Indonesia selama 2023, di antaranya, adalah fenomena El Nino yang telah menurunkan produksi, dan kenaikan harga pupuk.
“Selama tahun 2023 ada tiga hal di bidang pangan yang kita hadapi dan itu tiga gelombang besar. Gelombang yang pertama adalah turunnya produksi akibat fenomena El Nina,” kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dalam keterangan dikutip di Jakarta, Jumat.
Kemudian, gelombang kedua datang dari kenaikan biaya produksi pertanian. Pupuk dan BBM mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan kenaikan biaya di berbagai lini, seperti mesin penggilingan dan angkutan. Pemulihan setelah pandemi COVID-19 juga memicu kenaikan upah buruh tani dan biaya lainnya.
Gelombang ketiga muncul dari kenaikan harga pasar dunia akibat berbagai faktor, termasuk penutupan ekspor oleh India. Sebanyak 22 negara juga ikut menutup ekspornya yang memicu kenaikan harga global.
“Jadi Indonesia berhadapan dengan tiga gelombang besar yang mengancam ketahanan pangan kita,” jelas Bayu.
Meski demikian, menurut Bayu, pemerintah telah mengambil langkah tepat dengan mengalokasikan anggaran dari APBN untuk kelompok masyarakat berpendapatan rendah melalui program distribusi bantuan beras sebesar 10 kg per bulan.