Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara mencatat sektor pendidikan menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Sumut secara bulanan pada Agustus 2023, pada saat Sumut mengalami deflasi 0,07 persen pada bulan yang sama.
"Inflasi pendidikan ini selaras dengan nasional. Ini karena periode tahun ajaran baru di mana biaya pendidikan mengalami kenaikan," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Jumat.
Pada Agustus 2023, secara bulanan, sektor pendidikan di Sumut mengalami inflasi 0,67 persen, tertinggi dari semua sektor yang disurvei BPS.
Dari 0,67 persen itu, harga pendidikan dasar dan anak usia dini mengalami inflasi terbesar yakni 0,96 persen pada Agustus 2023 dan secara tahunan 0,99 persen.
Sementara itu pendidikan menengah inflasi 0,69 persen pada Agustus 2023 (bulanan) dan tahunan 2,57 persen. Lalu pendidikan tinggi inflasi 0,67 persen (tahunan dan bulanan) dan pendidikan lainnya inflasi 0,00 persen (bulanan) serta 0,12 persen (tahunan).
Sumut sendiri mengalami deflasi 0,07 persen secara bulanan (month to month) pada Agustus 2023.
Pada Agustus 2023, deflasi utamanya terjadi karena penurunan harga lima komoditas yakni daging ayam ras (andil untuk deflasi 0,13 persen), ikan dencis (0,09 persen), bawang merah (0,06 persen), ikan tongkol (0,05 persen) dan transportasi udara (0,04 persen).
Sementara itu inflasi Sumut datang dari naiknya harga cabai merah (andil 0,20 persen), beras (0,09 persen), tomat (0,08 persen), cabai rawit (0,04 persen) dan sampo (0,02 persen). Adapun, secara keseluruhan, pendidikan berandil 0,04 persen pada Agustus 2023 (bulanan).
Jika dilihat tahun kalender (terhadap Desember 2022), Sumut mengalami inflasi 0,91 persen pada Agustus 2023.
Situasi serupa juga terjadi secara tahunan (year on year), di mana Sumut inflasi 2,78 persen pada Agustus 2023, lebih rendah daripada nasional 3,27 persen.