Medan (ANTARA) - Para pedagang ayam di pasar tradisional di Medan mengatakan, omzet mereka turun hingga 40 persen akibat penjualan menurun dan tingginya harga daging ayam.
"Harga daging ayam sekarang memang sudah Rp37 ribu per kilogram setelah sebelumnya pernah Rp40 ribu per kilogram. Namun itu masih tinggi dan mengurangi penghasilan kami," ujar Beni, pedagang daging ayam kepada ANTARA di Pasar Sei Sikambing, Medan, Kamis.
Menurut Beni, sebelumnya, para pedagang
bisa mendapatkan omzet mencapai Rp2,5 juta per hari.
Namun, sejak harga daging ayam tinggi, dirinya cuma dapat meraup omzet di kisaran Rp1,5 juta per hari.
Dia menduga, harga yang relatif mahal membuat konsumen, khususnya pemilik rumah makan, mengurangi konsumsi daging ayam.
"Semoga pemerintah bisa segera menstabilkan harga ayam ini. Normalnya harga ayam sekitar Rp30 ribu per kilogram," tutur Beni.
Pedagang lain, Alim, mengakui apa yang disampaikan Beni. Dia menyebut, berkurangnya pemasukan karena tingginya harga daging ayam membuat dirinya kesulitan.
Alim mesti bekerja lebih keras untuk menutupi pengeluarannya sehari-hari.
"Semoga pemerintah mau turun ke lapangan agar melihat langsung kondisi harga daging ayam yang dijual," kata dia.
Setelah sempat menyentuh Rp40 ribu per kilogram pada awal Juni 2023, harga daging ayam di Medan sebenarnya relatif menurun.
Akan tetapi, harga Rp37 ribu di Pasar Sei Sikambing masih di atas harga acuan pemerintah.
Pemerintah, melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras dan Daging Ayam Ras, menetapkan bahwa harga acuan penjualan di konsumen untuk daging ayam ras adalah Rp36.750 per kilogram.