Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo meminta pemerintah Provinsi Sumut mengantisipasi potensi kenaikan harga cabai merah setelah menurun pada beberapa bulan terakhir.
"Cabai merah itu komoditas yang harganya sangat fluktuatif," ujar Wahyu di Medan, Rabu.
Menurut dia, harga cabai merah berpeluang tinggi karena ada kemungkinan petani mengurangi produksi menyusul harga murah.
Petani, Wahyu melanjutkan, tidak ingin mengalami kerugian. Apalagi, kesejahteraan mereka belum ideal dan itu dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) yang konsisten di bawah 100 dan bahkan cenderung menurun yang berarti petani tanaman hortikultura seperti cabai merah masih defisit.
Pada Mei 2023, NTPH berada di nilai 83,60 atau lebih rendah 0,07 persen dari bulan sebelumnya (83,66).
"Bahaya jika petani tidak mau lagi menanam cabai merah. Harga bisa naik. Oleh karena itu, pemerintah harus memerhatikan ini," tutur Wahyu.
Pria yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU itu pun menawarkan tiga upaya kepada pemerintah untuk mengendalikan harga cabai merah.
Baca juga: Pengamat: Kenaikan harga telur dan daging ayam tak membuat inflasi Sumut melonjak
Pemprov Sumut diminta antisipasi kenaikan harga cabai merah
Rabu, 14 Juni 2023 21:35 WIB 3899