"Sementara cabang Paramotor memiliki 4 atlet Pelatda. Kenapa atletnya tidak ditambah? Jawabannya karena tidak ada alatnya. Peralatan FASI Sumut terbatas. Sementara satu alat bisa mencapai Rp 250 juta," sebutnya.
Sedangkan cabang Gantole memiliki 3 atlet Pelatda. Para atlet hanya bisa berlatih di satu tempat, yakni Hutaginjang. "Bahkan waktu TD ke Sabang (venue pertandingan PON 2024), tidak mendapat rekomendasi main di sana. Begitu loncat, ada laut. Tempat landing juga tidak cukup. Minimal itu 2 Km," terangnya.
Selain itu, FASI Sumut juga memiliki 3 atlet Aeromodelling dan Drone di Pelatda.
"Totalnya ada 10 atlet. Kami akan melakukan Selekda pada 27 Mei ini di Hutaginjang untuk atlet non pelatda," katanya.
"Kalau terjun payung, kami masih mempertimbangkannya. FASI Sumut hanya mengikuti yang tim putri, atletnya semua dari Brimob. Kenapa tidak dari AU? Ya, karena sudah habis. Satu tahun jelang PON, biasanya atlet ini dibagi ke berbagai daerah, jadi habis," tambahnya.
Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan jumlah nomor perlombaaan pada PON 2024 nantinya. "Karena tidak semua daerah kirim atlet. Misalnya, Paralayang ketentuan 16 FASI yang ikut, sementara sampai hari ini masih 7 yang mengatakan ikut," jelasnya.