Rantauprapat (ANTARA) - Kepolisian Resor Labuhanbatu selidiki kasus ledakan tangki limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Hijau Prian Perdana (HPP) di Desa Sei Rakyat, Kecamatan Panai Tengah.
Kepala Polisi Resor Labuhanbatu AKBP. James Hasudungan Hutajulu, SIK, ketika di hubungi, Senin (8/5) siang di Rantauprapat menyampaikan, telah memeriksa secara maraton 10 orang saksi pegawai PT. HPP.
Tim penyidik masih mendalami penyebab kematian pekerja, apakah ada unsur kelalaian ataupun unsur lain.
"Polres Labuhanbatu sudah memeriksa 10 saksi dari pegawai," katanya.
James menjelaskan, pihaknya telah mendatangkan Tim Laboratorium dan Forensik atau Labfor dari Polda Sumut untuk mengetahui penyebab kematian empat pekerja tersebut.
Menurutnya, masih perlu pendalaman secara rinci apa penyebab pasti kematian pekerja saat melakukan pengecatan di atas tangki limbah pabrik.
"Sedang mendalami penyebab ledakan dengan mendatangkan Tim Bidlabfor Polda Sumut," ujarnya.
Baca juga: Tangki limbah PKS meledak di Labuhanbatu, 4 pekerja tewas
James menjelaskan, empat orang tewas ketika tangki limbah PKS milik PT. HPP di Desa Sei Rakyat, Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu meledak, Sabtu (6/5) sore.
Para korban yakni Rukman Galinging (51) warga Pasar Tiga, Kampung Agas Kabupaten Deli Serdang, Rizal (47) warga Marelan 5 Medan-Marelan, Marihot Silaen (38) warga Ampera, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhannatu dan Alex Manik (27) warga Selat Besar, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.
"Benar terjadi peristiwa ledakan pada tangki limbah di hari Sabtu, 8 Mei 2023, sekira pukul 16.30 WIB," jelas James Hutajulu.
Korban merupakan pekerja di PT. CB Polaindo yang melakukan pengecatan atap tangki limbah setinggi 11 meter milik PT. HPP.
Naas, sekira pukul 16.30 WIB tangki yang baru beroperasi Maret 2023 itu meledak dan mengakibatkan 4 orang pekerja di atasnya terlempar sejauh 10 meter dengan luka serius di bagian kepala, dada dan kaki.