Tapteng (ANTARA) - PT Agincourt Resources Tambang Emas Martabe, Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, memperingati Hari Lahan Basah Sedunia World (Wetlands Day).
Hari Lahan Basah Sedunia diperingati setiap 2 Februari, yang bertujuan sebagai pengingat untuk saling membangun kesadaran global mengenai peran penting lahan basah untuk manusia dan Bumi.
Sebagai bentuk komitmennya PT Agincourt Resources melestarikan lingkungan hidup, melalui kolaborasi bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kelompok Tani Hutan Mandiri, menanam 30.000 bibit mangrove di lahan seluas 10.000 hektar dan melepas puluhan ribu kerang di lahan basah Tapanuli Tengah.
Luas Area penanaman mangrove dan pelepesan bibit kerang mencakup Kelurahan Kalangan, Kelurahan Kalangan Indah, Desa Aek Sitio-tio, dan Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Aksi tanam mangrove yang mengangkat tema. "Dari Hati Untuk Bumi." Lahan basah merupakan wilayah daratan yang mendapatkan genangan air atau mempunyai kandungan air tinggi. Sifat genangan ini dapat terjadi secara permanen atau musiman.
Jumlah lahan basah di dunia tergolong kecil. United Nation menyatakan, luasnya hanya sekira 6 persen dari luasan permukaan Bumi. Namun, di tempat inilah sebanyak 40 persen spesies tumbuhan dan hewan tinggal dan berkembang biak.
Keberadaan lahan basah kini menyusut jumlahnya dengan sangat cepat. Hal tersebut memerlukan dorongan tindakan dari berbagai pihak agar lahan basah tetap lestari dan sekaligus memulihkan fungsinya.
Lahan basah menjadi ekosistem yang cukup krusial untuk segera diperbaiki. Ekosistem ini mempengaruhi keanekaragaman hayati, mitigasi dan adaptasi iklim, ketersediaan air bersih, serta membantu ekonomi dunia.
Selain itu, lahan basah turut berfungsi sebagai pelindung dari badai, penyerap karbondioksida, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia, pariwisata, hingga ketahanan ekosistem.
Dikesempatan tersebut, Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio mengatakan, penanaman mangrove ini merupakan kontribusi PTAR dalam membentuk ekosistem wilayah pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah, yang membentang di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatra dengan panjang garis pantai 200 kilometer.
Ekosistem mangrove sebagai salah satu penopang ekosistem wilayah pesisir diharapkan dapat menjadi
area mencari makan, memijah, dan berkembangbiak berbagai jenis ikan dan udang, sekaligus habitat alami berbagai jenis fauna.
"Kami berharap aksi tanam mangrove Dari Hati Untuk Bumi dapat membuka peluang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove yang berwawasan lingkungan, yang berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal," kata Ruli usai menanam 30.000 bibit mangrove, di Desa Aek Garut, Kamis (02/02).
Menurutnya, penting membentuk ekosistem mangrove sebagai salah satu ekosistem pendukung kehidupan yang fungsinya dan manfaatnya beranekaragam bagi masyarakat sekitar kawasan, salah satunya meningkatkan peluang perekonomian masyarakat Tapanuli Tengah yang sebagian bekerja sebagai nelayan.
"Kami perusahaan tambang yang area operasionalnya tidak berdekatan dengan pantai. Namun, kami sadar bahwa hutan mangrove merupakan sumber penjaga ekosistem perairan antara darat, pantai, dan laut, dengan fungsi biologis, fisik, dan ekonomi yang besar bagi keberlangsungan hidup. Hal ini sejalan dengan kebijakan keberlanjutan kami," ucapnya.
Lanjutnya, sebagai bagian dari Grup Astra, upaya PTAR menggelar aksi tanam mangrove bertujuan mendukung
Astra 2030 Sustainability Aspirations yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca Grup Astra Scope 1 dan 2 sebesar 30%. Hal ini sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang memuat komitmen negara untuk menetapkan target pengurangan emisi di Indonesia. Salah satunya dengan cara membangun ekosistem mangrove.
"Aksi tanam mangrove “Dari Hati Untuk Bumi”, PTAR menggandeng Kelompok Tani Hutan Mandiri Lestari yang sudah membudidayakan bibit mangrove selama tiga tahun. Bibit yang disiapkan
adalah bibit lokal jenis rhizophora siap tanam berusia 4-6 bulan di persemaian dengan tinggi bibit 50-80 centimeter, sedangkan bibit kerang yang disebarkan berjenis lokus dengan kondisi sehat dan segar dengan jarak tanam bibit 1x3 meter, tetapi tergantung batas air laut surut. Penanaman direncanakan selama 2-3 bulan," ungkapnya.