Medan (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Utara Surya mengimbau setiap daerah mengoptimalkan program kerja sama antar-daerah (KAD) dalam mengendalikan inflasi, antara lain setiap daerah mempunyai produksi pertanian surplus bisa menyuplai kepada daerah-daerah yang mengalami defisit.
"Inflasi tetap kita jaga agar daya beli tetap terjaga. Sudah beberapa daerah yang melakukan kerja sama, namun belum maksimal," ucap dia ketika rapat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sumut di Medan, Jumat.
Ia mengatakan sudah ada daerah yang mengimplementasikan KAD di Sumut, khususnya produk hortikultura.
"Tadi sudah ada Kabupaten Batu Bara yang telah melakukan kerja sama dengan Medan dalam hal pemenuhan pasokan cabai," ujar dia.
Ia mengatakan upaya mengendalikan inflasi juga bisa dilakukan melalui pasar murah bersinergi dengan kabupaten/kota, Bulog, produsen, dan distributor.
Pengendalian inflasi jangka pendek yang harus dilakukan ke depan dengan gerakan penurunan inflasi serentak, gerakan pasar murah serentak, gerakan menanam serentak, dan gerakan pangan murah serentak.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Rudy Brando Hutabarat mengatakan strategi pengendalian inflasi yang tepat dapat melindungi masyarakat kecil, mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta pada akhirnya memberikan manfaat kepada kesejahteraan masyarakat.
Pada Februari 2025, katanya, Sumatera Utara mengalami deflasi -0,63 persen month to month atau secara tahunan mengalami inflasi 0,73 persen year on year.
Deflasi tersebut, ujarnya, disebabkan penurunan tarif listrik dan lebih terkendali harga pangan di Sumatera Utara.
Dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), katanya, pemerintah dan instansi terkait berkolaborasi dalam program 4K, yaitu Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.
Untuk keterjangkauan harga, katanya, dengan menyelenggarakan gerakan pasar dan pangan murah yang terlaksana 74 kali hingga 12 Maret 2025.
Selain itu, katanya, ketersediaan pasokan dengan memastikan kelancaran produksi menghadapi HBKN dan kelancaran distribusi dengan melakukan inspeksi mendadak di pasar dan distributor 73 kali.
"Selanjutnya adalah komunikasi efektif. Komunikasi ini dilakukan berupa imbauan di media, iklan, video mengenai kecukupan pasokan tentunya," kata Rudy.
Bupati Batu Bara Baharuddin Siagian mengatakan daerah itu, salah satu penghasil cabai di Sumut dan sudah melaksanakan kerja sama dengan Kota Medan.
Dengan melimpah pasokan cabai di Batu Bara, kata dia, membuat daerah ini juga memproduksi cabai kemasan diberi nama "Pasta Cabai Melaka".
"Kami siap berkolaborasi kepada daerah lainnya dalam hal pengendalian inflasi daerah," kata dia.