Aekkanopan (ANTARA) -
Bupati Labuhanbatu Utara Hendriyanto Sitorus SE MM berharap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan menurun di tanah Basimpul Kuat Babontuk Elok tersebut. Dan untuk itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
Hal itu dikatakannya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Mhd Asril Manurung SSos sebelum membuka Pelatihan Manajemen Pelayanan Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Shangri La Hotel Ledong Barat, Selasa.
Pasalnya, berdasarkan data yang ada, jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan tahun 2020 dan 2021 mengalami kenaikan. Pada 2020 terdapat 63 kasus, terdiri dari 47 kasus anak dan sisanya masalah perempuan.
Sedangkan pada tahun 2021 terjadi 78 kasus yang terdiri dari 52 kasus anak dan 26 kasus perempuan. Sementara hingga Mei 2022 telah tercatat 17 kasus yang terdiri dari 11 kasus anak dan 6 kasus perempuan.
Karena itulah, bupati berharap melalui pelatihan yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Labura itu dapat lebih memberikan pemahaman dalam penanganan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Apalagi, tambahnya, saat ini persoalan anak dan perempuan cukup kompleks sehingga membutuhkan memerlukan respon yang tepat. "Semoga di masa mendatang kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan menurun," harapnya.
Sebelumnya turut memberikan sambutan Ketua Panitia kegiatan Septia Ginta Lumbangaol SKM MKM yang melaporkan tujuan dan maksud kegiatan tersebut. Kegiatan itu juga menampilkan dua narasumber yaitu Kanit PPA Polres Labuhanbatu Ipda Rostina br Sembiring SH dan dari Jaringan Perlindungan Anak Indonesia Medan.
Hadir dalam acara itu Kadis PPPA Dedi Aksaris Arief SPd MPd, Sekretaris Dinas PPPA Hj Diana Sinaga SR, Ketua KPAD Labura Ahmad Ardiansyah Harahap SH para Kabid dan kasi di jajaran dinas tersebut serta lembaga lainnya.