Medan (ANTARA) - Sumatera Utara sudah meraih Rp12,5 triliun dari ekspor minyak kelapa sawit sebanyak 832,14 ribu ton selama Januari-Oktober 2021.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Andi PM Yusmanto didi Medan, Senin (22/11), mengatakan, ekspor golongan barang itu tercatat paling besar di kelompok komoditas pertanian.
Walau pun, katanya, banyak juga produk turunan sawit lainnya yang diekspor Sumut seperti RBD Stearin, RBD Palm Olein dan bahkan ampas sawit.
Baca juga: Karantina pertanian Belawan jadikan pinang sebagai komoditas unggulan
Produk sawit termasuk 10 komoditas ekspor utama hasil pertanian dan rutin diekspor setiap bulannya.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Darma Sucipto, menyebutkan, permintaan minyak sawit memang terus meningkat termasuk dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Permintaan yang naik dan dampak lainnya. membuat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) itu juga tren naik atau bertahan mahal.
Harga minyak sawit bahkan mencapai angka tertinggi sepanjang tahun 2021 atau rata-rata Rp14.693 per kg di awal bulan November.
Baca juga: Sumut hingga Oktober ekspor 16.130 ton kelapa parut
Selain permintaan tinggi, kenaikan harga CPO itu akibat produksi sawit turun dampak musim hujan.
Permintaan yang tinggi dipicu turunnya produksi minyak nabati lainnya khususnya minyak matahari.
"Diperkirakan, harga masih bertahan tinggi hingga akhir tahun didorong permintaan yang juga masih tinggi," ujar Darma.
Permintaan yang tinggi karena pabrikan industri sawit berproduksi lebih banyak menjelang akhir tahun 2021dan berupaya memenuhi stok bahan baku untuk kebutuhan industri di awal tahun 2022.