Medan (ANTARA) - Karantina Pertanian Belawan menjadikan pinang sebagai salah satu komoditas unggulan karena ekspor komoditas itu terus naik atau sudah sebanyak 90,16 ribu ton dengan nilai Rp2 triliun hingga Oktober 2021.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto di Medan, Sabtu (20/11) mengatakan, pinang Sumut itu diekspor ke Pakistan, Iran, Thailand, India dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) .
Ekspor pinang itu dilakukan eksportir asal. Medan melalui Pelabuhan Belawan.
Baca juga: Ekspor pinang Sumut terus meningkat
"Karantina Pertanian Belawan sudah menetapkan pinang sebagai salah satu komoditas unggulan karena potensi produksi dan ekspornya masih cukup besar," katanya.
Oleh karena dijadikan komoditas unggulan, maka desa yang punya tanaman pinang menjadi desa binaan Karantina Pertanian Belawan.
"Dalam ekspor, pinang menjadi salah satu komoditas 10 besar yang diekspor rutin dengan tren ekspor yang menguat," ujar Andi.
Eksportir pinang di Sumut, Rianto Aritonang, mengatakan, permintaan pinang ke Sumut memang terus menguat di tahun 2021.
Impor pinang dari berbagai negara ke Sumut terus ada dan naik, khususnya dari India,Pakistan dan Thailand.
Permintaan pinang dari Thailand misalnya naik tajam di tahun 2021 setelah mengalami penurunan sejak awal pandemi COVID-19.
Meski Thailand termasuk produsen pinang terbesar, negara itu kerap meminta pinang Indonesia, khususnya dari Sumut yang tercatat produsen terbesar komoditas itu.
Permintaan pinang dari Thailand itu dengan jenis yang berbeda -beda, mulai pinang bulat, pecah/belah mau pun pinang rebus.
Pinang tersebut dijadikan untuk industri makanan seperti permen dan industri kimia.