Medan (ANTARA) - Volume ekspor kelapa parut Sumatera Utara terus naik atau sudah sebanyak 16.130 ton senilai Rp348 miliar hingga Oktober 2021.
"Volume mau pun harga ekspor kelapa parut Sumut terus naik sejalan dengan permintaan yang semakin tinggi, "ujar Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto di Medan, Kamis (18/11).
Hingga Agustus, ekspor komoditas itu masih 10.537 ton senilai Rp262, 407 miliar, sementara sampai Oktober sudah naik menjadi 16.130 ton dengan nilai Rp348 miliar.
Pada tahun 2020, ekspor kelapa parut Sumut sebanyak 9.528 ton senilai Rp188, 175 miliar
"Jadi sudah dipastikan, realisasi volume dan nilai ekspor kelapa parut Sumut pada 2021 lebih tinggi dari 2020," katanya.
Baca juga: Stok daging kerbau beku impor di Sumut memadai hingga awal 2022
Kelapa parut Sumut itu diekspor ke hampir semua negara mulai dari Singapura, Thailand, Korea Selatan, Malaysia hingga Amerika Serikat.
Ekspor kelapa parut itu semakin melengkapi penjualan komodoitas kelapa dan produk turunannya dari Sumut.
Selain kelapa parut, Sumut misalnya juga mengekspor santan kelapa dan bungkil kelapa.
"Karantina Pertanian Belawan terus melakukan pembinaan petani kelapa di sejumlah daerah sentra produksi di Sumut dan termasuk eksportirnya,"katanya.
Pembinaan petani, ujar Andi Yusmanto, diharapkan membuahkan hasil positif dengan semakin tingginya kesadaran dan kemauan petani untuk memproduksi kelapa dengan standar tertentu sesuai keinginan pasar luar negeri.
Pembinaan dan pendampingan ke eksportir juga diharapkan bisa membuat pengusaha semakin mampu memenuhi standar produk yang akan diekspor sesuai persyaratan di negara-negara tujuan ekspor," ujar Andi Yusmanto.