Medan (ANTARA) - Propinsi Sumatera Utara pada September 2021 mengalami inflasi 0,29 persen didorong inflasi pada empat dari lima kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK) di provinsi itu.
"Hanya Gunung Sitoli yang mengalami deflasi 0,13 persen, empat kota lainnya yakni Sibolga, Pematangsiantar, Padangsidempuan dan Medan inflasi sehingga secara gabungan Sumut inflasi 0,29 persen,"ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Jumat (1/10)..
Di Sibolga, inflasi sebesar 0,32 persen; Pematangsiantar 0,31 persen; Medan juga 0,31 persen; dan Padangsidimpuan sebesar 0,05 persen.
Baca juga: Nilai ekspor Sumut hingga Agustus naik 48,27 persen
Ada pun Gunung Sitoli deflasi 0,13 persen sehingga secara gabungan lima kota IHK di Sumut, pada September 2021 mengalami inflasi 0,29 persen.
Inflasi didorong terjadinya kenaikan harga dari sembilan kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,80 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14 persen.
Baca juga: BPS Sumut mulai lakukan Survei Pertanian Terintegrasi
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen;
kelompok transportasi sebesar 0,10 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.
Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya
sebesar 0,08 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,05 persen.
Di Medan, misalnya, komoditas utama penyumbang inflasi selama September 2021 antara lain, sawi hijau, rokok kretek filter, tomat, daging ayam ras, minyak goreng, ikan dencis, ikan tongkol/ikan ambu-ambu.
Kepala Bank Indonesia (BI) Sumut, Soekowardojo menyebutkan, inflasi di Sumut pada 2021 memang diprediksi lebih tinggi dari 2020.
Meski naik, katanya, namun angka inflasi masih di angka sasaran pemerintah yakni tiga plus minus satu persen dengan bias ke bawah.
Sumut alami inflasi 0,29 persen pada Setember 2021
Sabtu, 2 Oktober 2021 2:43 WIB 2759