Jakarta (ANTARA) - Masyarakat di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara merasakan guncangan kuat gempa bumi magnitudo 6,7 yang berpusat di Nias Barat pada pada Jumat (14/5) pukul 13.33 WIB.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menuturkan parameter awal gempa menyebutkan pusat kedalaman berada pada 19 kilometer.
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,2 di Nias Barat terasa hingga Gunungsitoli
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat mencatat guncangan 2-3 detik dirasakan warga Desa Tuapaja, Kecamatan Sipora Utara. Sedangkan di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, warga merasakan guncangan gempa selama 4-5 detik.
Masyarakat di Desa Simalegi bahkan sempat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun, warga desa sudah kembali ke rumah masing-masing. BPBD setempat mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi gempa susulan.
BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai menyatakan sejauh ini tidak ada informasi kerusakan akibat gempa.
Sementara itu, guncangan juga dirasakan oleh warga di Provinsi Sumatera Utara. BPBD Kabupaten Nias Barat melaporkan warganya merasakan guncangan kuat saat gempa terjadi. Warga panik hingga keluar rumah untuk mengamankan diri. Warga merasakan guncangan kuat selama 4-5 detik.
Pascaguncangan BPBD setempat melakukan kaji cepat di lapangan dan koordinasi dengan instansi terkait.
Menurut analisis peta guncangan yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, BMKG merilis guncangan yang dirasakan dengan tingkat berbeda di beberapa wilayah. Guncangan dengan skala MMI III- IV di Gunung Sitoli, Nias, Nias Barat, dan Nias Selatan, MMI III di Banda Aceh, MMI II di Aceh Tengah dan AekGodang.
Baca juga: Gempabumi M 7,2 guncang Nias Barat
Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa bumi kelas sedang hingga tinggi. Sebanyak 10 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, dengan luas bahaya mencapai 598.000 hektare.
BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya gempa bumi. "Bahaya gempa dapat terjadi tanpa adanya peringatan. Gempa dapat memicu kerusakan bangunan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa," kata Raditya.